Budi Daya Kurma di Kediri: Prospek Menjanjikan, Perawatan Mudah
Warga Kediri tertarik budidaya kurma karena prospek penjualan bagus dan perawatan mudah, mirip dengan tanaman salak atau kelapa sawit.

Petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kini melirik budidaya pohon kurma sebagai alternatif usaha yang menjanjikan. Hal ini didorong oleh prospek penjualan yang baik dan kemudahan perawatan yang hampir sama dengan tanaman salak atau kelapa sawit. Koordinator Kurma Kediri, Achmad Sabiqi, menjelaskan bahwa komunitas Kurma Kediri telah memulai budidaya kurma sejak lima tahun lalu, mengembangkan bibit kurma yang telah berbuah di Indonesia.
Awalnya, bibit kurma didatangkan dari Thailand, namun proses pertumbuhannya kurang optimal. Oleh karena itu, komunitas tersebut beralih menggunakan bibit dari daerah lain di Indonesia seperti Pasuruan, Gresik, dan Lamongan, yang terbukti memiliki adaptasi lebih baik terhadap iklim tropis Indonesia. Keberhasilan budidaya kurma di Kediri dibuktikan dengan pohon kurma yang mampu berbuah dua kali dalam waktu 4 tahun 6 bulan.
Salah satu lokasi budidaya kurma berada di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, dengan sekitar 66 pohon kurma yang berusia beragam. Beberapa pohon telah produktif dan menghasilkan lebih dari 2 kilogram kurma per pohon. Beragam varietas kurma ditanam, termasuk varietas Lala dan Sukari.
Perawatan Kurma dan Tantangan Hama
Achmad Sabiqi menjelaskan bahwa perawatan pohon kurma membutuhkan ketelatenan, namun prosesnya relatif sama dengan perawatan tanaman salak atau sawit. Pemantauan rutin sangat penting, terutama saat tanaman berbunga. Petani harus mampu membedakan bunga jantan dan betina untuk memastikan penyerbukan yang optimal dan buah yang sempurna.
Salah satu tantangan dalam budidaya kurma adalah hama kumbang, khususnya kumbang badak (Wawung), yang menyerang pucuk tanaman. Untuk mengatasi hama ini, komunitas Kurma Kediri menggunakan pestisida organik dari bahan alami seperti daun tembakau dan gadung.
Meskipun demikian, usaha budidaya kurma di Kediri menunjukkan hasil yang positif. Komunitas Kurma Kediri memiliki sekitar 3.500 anggota di seluruh Indonesia dengan ribuan pohon kurma yang dibudidayakan.
Prospek Pasar dan Harga Kurma
Kurma yang dipanen di Indonesia umumnya dijual dalam kondisi hampir matang atau berwarna kuning, berbeda dengan kurma di Arab Saudi atau Uni Emirat Arab yang lebih sering dijual dalam kondisi matang. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan iklim, di mana Indonesia memiliki iklim tropis dengan suhu yang lebih rendah dibandingkan Arab Saudi.
Harga kurma di pasaran cukup tinggi, mencapai Rp300.000 per kilogram. Hal ini membuat budidaya kurma menjadi usaha yang sangat menjanjikan. Pemasaran kurma terutama dilakukan secara daring, dengan banyak pesanan yang datang dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang membutuhkan kurma untuk kesehatan.
Komunitas Kurma Kediri juga aktif memberikan pendampingan kepada para peminat budidaya kurma melalui pusat edukasi di Desa Gondang, Kecamatan Plosoklaten. Dengan prospek usaha yang cerah dan tingginya permintaan, budidaya kurma di Kediri diharapkan semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Keunggulan Budidaya Kurma di Kediri:
- Prospek penjualan yang tinggi
- Perawatan yang relatif mudah
- Adaptasi yang baik terhadap iklim tropis
- Pendampingan dari komunitas Kurma Kediri
- Tingginya permintaan pasar, terutama kurma muda