Bulog Manokwari Targetkan Penjualan Beras SPHP 3.000 Ton Tahun Ini
Bulog Manokwari menargetkan penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 3.000 ton tahun ini, meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan strategi perluasan jaringan mitra penjualan untuk menjaga stabilitas harga beras.

Bulog Manokwari memasang target ambisius: menjual 3.000 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sepanjang tahun ini. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang hanya mencapai 1.500 ton. Target tersebut diumumkan langsung oleh Kepala Bulog Manokwari, Armin Bandjar, pada Rabu lalu di Manokwari.
Kenaikan target penjualan ini didorong oleh keberhasilan penjualan tahun lalu. Awalnya, target penjualan hanya 1.500 ton. Namun, karena tingginya permintaan, Oktober lalu target dinaikkan menjadi 3.000 ton, dan angka ini dipertahankan untuk tahun ini. Artinya, Bulog Manokwari harus mampu menjual rata-rata 250 ton beras SPHP setiap bulannya.
Untuk mencapai target tersebut, Bulog Manokwari akan menerapkan strategi pemasaran yang agresif. Salah satu fokus utamanya adalah memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan jumlah mitra penjualan. Hal ini penting agar beras SPHP dapat menjangkau lebih banyak konsumen di Kabupaten Manokwari.
Tahun lalu, Bulog Manokwari bekerja sama dengan 150 mitra, mulai dari toko kelontong hingga retail modern. Namun, di awal tahun ini jumlah mitra berkurang menjadi 87. Penurunan ini disebabkan oleh evaluasi dan pendataan ulang mitra yang dilakukan oleh Bulog untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.
Sebagai beras bersubsidi, beras SPHP memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) yang wajib dipatuhi oleh seluruh penjual. HET yang ditetapkan adalah Rp67.500 per kemasan 5 kg. Kepatuhan mitra dalam menerapkan HET ini sangat krusial untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Dengan semakin banyaknya toko yang menjual beras SPHP sesuai HET, diharapkan harga beras di pasaran dapat terkontrol. Bandjar menjelaskan, "Dengan semakin banyaknya mitra kita yang menjual SPHP sesuai HET, maka pasar otomatis melakukan fungsi kontrol harga. Retail nakal yang menjual beras SPHP di atas HET otomatis tidak laku."
Saat ini, penjualan beras SPHP Bulog Manokwari masih terbatas di wilayah Kabupaten Manokwari. Hal ini dikarenakan HET yang harus dipatuhi dan kendala biaya angkut dari gudang Bulog. Jarak pengiriman yang jauh akan meningkatkan biaya, sehingga pedagang kesulitan menjual dengan harga HET.
Namun, Bulog Manokwari berharap dapat memperluas jangkauan distribusi ke kabupaten tetangga seperti Manokwari Selatan, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, dan Pegunungan Arfak. Syaratnya, pemerintah daerah setempat harus memberikan subsidi biaya angkut agar harga jual tetap sesuai HET. Beras SPHP sendiri dijual dengan harga terjangkau karena memang difokuskan untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
Bandjar menekankan pentingnya subsidi angkut ini, "Kalau terlalu jauh dari gudang Bulog maka ongkos kirim mahal sehingga dikhawatirkan pedagang tidak bisa menjual SPHP sesuai HET."