Bulog Semarang Pastikan Stok Beras Aman Hingga Setahun ke Depan, Total 70 Ribu Ton!

Bulog Semarang menegaskan stok beras aman hingga setahun ke depan dengan total 70.000 ton. Intervensi harga melalui SPHP juga terus dilakukan.

Bulog Cabang Semarang secara resmi memastikan bahwa ketersediaan stok beras di wilayah naungannya saat ini berada dalam kondisi aman dan mencukupi. Pernyataan ini disampaikan untuk menenangkan masyarakat agar tidak perlu mengkhawatirkan pasokan bahan pokok strategis tersebut.

Pimpinan Cabang Bulog Semarang, Rendy Ardiansyah, mengungkapkan bahwa total stok beras yang tersedia mencapai sekitar 70.000 ton. Jumlah ini diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi hingga minimal satu tahun ke depan, jauh melampaui kebutuhan hingga akhir tahun.

Pengumuman ini disampaikan pada Minggu, 10 Agustus, bertepatan dengan peresmian Gerakan Pangan Murah (GPM) melalui mobil Kempling Semar (Ketahanan Pangan Keliling Semarang) di Lapangan Bumirejo Semarang, Pudakpayung, Banyumanik. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya intervensi pasar oleh Bulog.

Ketersediaan Stok Beras dan Wilayah Cakupan

Pihak Bulog Cabang Semarang menegaskan bahwa jumlah stok beras yang melimpah ini tidak hanya diperuntukkan bagi Kota Semarang saja. Ketersediaan beras yang mencapai 70.000 ton tersebut juga mencakup lima daerah lain yang berada di bawah naungan Bulog Cabang Semarang.

Secara spesifik, Bulog Cabang Semarang bertanggung jawab atas pasokan beras di enam wilayah. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Salatiga.

Dengan data stok yang kuat ini, Bulog merasa sangat percaya diri untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa tidak ada alasan untuk panik. Ketersediaan beras di pasar dipastikan sangat melimpah dan terkendali.

Intervensi Harga dan Penyaluran Beras SPHP

Meskipun stok beras aman, Rendy Ardiansyah mengakui bahwa harga beras di pasaran memang mengalami peningkatan signifikan selama dua bulan terakhir. Kenaikan harga ini bahkan jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Menyikapi kondisi tersebut, Perum Bulog telah mendapatkan instruksi langsung dari pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas). Instruksi ini bertujuan untuk menggelontorkan beras subsidi, yang dikenal sebagai beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), langsung kepada masyarakat.

Penyaluran beras SPHP ini dilakukan tanpa melalui perantara, memastikan bahwa bantuan tepat sasaran kepada konsumen akhir. Bulog berupaya agar beras subsidi ini tidak diperjualbelikan kembali di pasar, melainkan langsung dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan.

Gerakan Pangan Murah untuk Stabilisasi Harga

Sebagai bagian dari strategi intervensi, Bulog menyalurkan beras SPHP melalui berbagai kanal, termasuk pasar tradisional, pasar rakyat, dan Gerakan Pangan Murah (GPM). Kegiatan GPM serentak ini merupakan kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang, dan Perum Bulog.

GPM serentak ini diselenggarakan di 1.530 titik Rukun Warga (RW) yang tersebar di seluruh Kota Semarang. Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan bahan pangan pokok dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat luas.

Dalam pelaksanaan GPM tersebut, berbagai komoditas pangan disediakan. Stok beras SPHP yang disalurkan mencapai 75.545 kg, ditambah beras Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) sebanyak 2.000 kg. Selain itu, tersedia pula minyak goreng 300 liter, telur ayam ras 300 kg, bawang merah 200 kg, bawang putih 200 kg, dan gula pasir 200 kg.