Buronan Kasus Pencabulan Anak Ditangkap; Ibu Pelaku Juga Dibui
Kejari Gowa menangkap Nurlela, ibu pelaku pencabulan anak RA yang telah divonis satu tahun penjara karena membantu melarikan anaknya yang kini masih buron, sementara kasus pencabulan anak itu sendiri masih belum menemui titik terang.

Kejaksaan Negeri (Kejari) Gowa berhasil menangkap Nurlela Daeng Caya, seorang terpidana kasus pencabulan anak. Penangkapan ini dibantu oleh Resmob Polres Gowa. Nurlela terbukti membantu menyembunyikan anaknya, RA, yang merupakan tersangka utama kasus pencabulan dan persetubuhan anak di bawah umur yang mengakibatkan korban hamil. RA hingga kini masih menjadi buronan kepolisian.
Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Gowa, Sitti Nurdaliah, menjelaskan bahwa Nurlela dijerat dengan Pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP karena turut serta melarikan korban. Penangkapan dilakukan di Desa Kalimporo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, setelah tim Kejari Gowa mendapatkan informasi keberadaan Nurlela. Ia kemudian dibawa kembali ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1A Makassar untuk menjalani sisa masa tahanannya.
Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Sungguminasa nomor: 339/Pid.sus/2022 PT MKS tanggal 11 Agustus 2022, Nurlela divonis satu tahun penjara. Ia dinyatakan buron setelah tiga kali mangkir dari panggilan jaksa, sehingga menghambat proses eksekusi. Sisa masa tahanan yang harus dijalaninya kurang lebih empat bulan.
Kasus ini bermula pada Agustus 2020. RA, pelaku utama, menjemput korban di sekolah dan membawanya lari ke Kabupaten Kepulauan Selayar atas bantuan ibunya, Nurlela. Korban saat itu tengah hamil. Keluarga korban kemudian melaporkan kejadian ini ke polisi setelah korban tak kunjung pulang.
Setelah tiga bulan di Selayar, RA dan korban pindah ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga korban melahirkan. Proses penyelidikan kasus ini sempat mandek hingga akhirnya, atas bantuan informasi dari keluarga korban dan Tim Anti Bandit Polres Gowa serta Tim Sapurata Polres Sikka, RA dan korban berhasil ditangkap pada 21 Oktober 2021. Namun, RA kembali melarikan diri dari tahanan pada 29 September 2021.
M Syafril Hamzah, penasihat hukum korban, mengungkapkan kekecewaan atas lambatnya penanganan kasus oleh Polres Gowa. Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai perkembangan pencarian RA. Pihaknya mendesak agar kepolisian segera menangkap pelaku dan memberikan informasi perkembangan kasus secara transparan.
Syafril juga menambahkan bahwa informasi masyarakat menyebutkan RA diduga masih bersembunyi di sekitar Kecamatan Bangkala, Jeneponto. Ia berharap kepolisian dapat segera mengambil tindakan untuk menangkap RA kembali. Ketidakjelasan kasus ini telah berlangsung selama empat tahun dan menimbulkan keresahan bagi keluarga korban.