BVRMA: Pesanan Vila Lebaran 2025 di Bali Masih Sepi
Asosiasi broker vila di Bali, BVRMA, melaporkan pesanan vila untuk libur Lebaran 2025 masih rendah, meskipun mereka optimis akan terjadi lonjakan pemesanan mendekati hari raya.

Jelang libur Lebaran 2025, Bali Villa Rental and Management Association (BVRMA), asosiasi broker vila berlisensi di Bali, melaporkan belum adanya lonjakan signifikan pada pemesanan vila. Ketua Umum BVRMA, Kadek Adnyana, menyatakan bahwa hingga saat ini, tingkat pesanan masih tergolong rendah. Fenomena ini terjadi meskipun libur Lebaran biasanya diramaikan oleh wisatawan domestik yang mencari akomodasi di Pulau Dewata.
Okupansi vila saat ini hanya berkisar antara 30-40 persen. Meskipun angka ini terbilang rendah, BVRMA menilai hal tersebut masih wajar. Menurut Kadek Adnyana, kebiasaan wisatawan domestik memesan vila cenderung dilakukan dalam waktu yang mepet, bahkan hanya sehari sebelum keberangkatan. Berbeda dengan wisatawan asing yang biasanya memesan jauh-jauh hari, bahkan hingga berbulan-bulan atau setahun sebelumnya.
Pengalaman selama dua tahun terakhir menjadi acuan BVRMA. Lonjakan pemesanan vila dari wisatawan domestik biasanya terjadi hanya sekitar H-7 Lebaran. Meskipun demikian, BVRMA tetap optimistis bahwa okupansi akan meningkat hingga mencapai 70 persen, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, seiring mendekatnya hari raya dan libur panjang.
Tren Pemesanan Vila di Bali
Meskipun pemesanan masih lesu, Kadek Adnyana tetap yakin akan terjadi peningkatan. Vila tetap menjadi pilihan akomodasi favorit, terutama bagi wisatawan domestik yang menginginkan privasi dan kebebasan beraktivitas bersama keluarga. Lokasi-lokasi favorit seperti Canggu, Nusa Dua, Uluwatu, dan Ubud masih menjadi incaran utama, baik wisatawan domestik maupun asing.
Ciri-ciri vila yang diminati umumnya memiliki fasilitas kolam renang pribadi, ramah keluarga, dan berlokasi di dekat pantai. Ketersediaan kamar yang banyak juga menjadi pertimbangan penting bagi para wisatawan yang datang bersama keluarga besar.
Namun, BVRMA juga menghadapi tantangan berupa maraknya praktik penipuan (scammer) vila dan keberadaan vila ilegal. Hal ini membuat data okupansi yang ada tidak sepenuhnya merepresentasikan jumlah wisatawan yang sebenarnya datang ke Bali. Banyak wisatawan asing yang menginap di vila-vila ilegal sehingga tidak tercatat dalam data resmi.
Tantangan BVRMA dan Harapan untuk Lebaran
Akibat rendahnya okupansi dan maraknya vila ilegal, omzet para broker vila masih tergolong rendah. BVRMA berharap lonjakan pemesanan vila selama libur Lebaran dapat mendongkrak pendapatan para anggotanya. Mereka juga berharap pemerintah dapat lebih tegas dalam mengatasi masalah vila ilegal dan praktik penipuan yang merugikan para pelaku usaha legal.
"Biasanya wisatawan domestik itu cenderung pesannya menit-menit akhir, jadi beda, kalau wisatawan asing jauh-jauh hari misalnya 2 bulan bahkan setahun sebelum datang sudah pesan, domestik bisa h-1 baru pesan," ujar Kadek Adnyana menjelaskan perbedaan kebiasaan wisatawan domestik dan asing dalam memesan vila.
BVRMA optimistis bahwa dengan daya tarik vila sebagai akomodasi yang menawarkan privasi dan kenyamanan, serta keindahan alam Bali, akan terjadi peningkatan pemesanan menjelang dan selama libur Lebaran 2025.
Meskipun masih menghadapi tantangan, BVRMA berharap dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan sektor pariwisata Bali dengan menyediakan akomodasi vila yang berkualitas dan aman bagi para wisatawan.