Calon Haji Asal Bantaeng Wafat Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci
Sainuddin Tulo (71), calon haji asal Bantaeng, meninggal dunia sehari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi karena sesak napas, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan jemaah lainnya.

Seorang calon haji asal Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, bernama Sainuddin Tulo (71), meninggal dunia sehari sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan jemaah haji lainnya yang tergabung dalam Kloter 8 Embarkasi Makassar. Almarhum rencananya akan berangkat pada Selasa, 6 Mei 2025.
Menurut Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag Bantaeng, Muhammad Tahir, Sainuddin mengeluh sesak napas pada hari Minggu, 4 Mei 2025, dan langsung dilarikan ke RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng. Meskipun sempat mendapat perawatan medis, kondisi kesehatannya tidak membaik hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.00 WITA, Senin, 5 Mei 2025. Kepergiannya yang mendadak ini mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga dan sesama jemaah haji.
Meskipun kondisi kesehatan Sainuddin memburuk, koper dan barang bawaannya tetap dibawa ke Asrama Haji Sudiang Makassar bersama rombongan Kloter 8. Pihak keluarga dan Kemenag Bantaeng berharap Sainuddin dapat segera pulih dan menyusul ke Makassar untuk kemudian diberangkatkan ke Tanah Suci. Namun, takdir berkata lain. "Kami dan keluarga berpikir hanya kecapean sehingga kopernya kami bawa juga ke Makassar. Beliau memang ada riwayat stroke ringan tapi mungkin juga karena faktor usia sehingga beliau drop jelang keberangkatan," ungkap Muhammad Tahir.
Meninggal Dunia Karena Sesak Napas
Almarhum Sainuddin Tulo diketahui memiliki riwayat stroke ringan. Namun, sesak napas yang dialaminya diperkirakan juga disebabkan oleh faktor usia. Kondisi kesehatannya yang memburuk secara tiba-tiba menjelang keberangkatan ke Tanah Suci membuat rencana ibadah hajinya harus berakhir dengan duka cita.
Pihak keluarga dan Kemenag Bantaeng telah berupaya maksimal untuk memberikan perawatan terbaik bagi Sainuddin. Namun, kondisi kesehatan yang terus menurun membuat upaya tersebut tak membuahkan hasil. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi keluarga dan juga bagi jemaah haji lainnya yang telah mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji bersama-sama.
Proses pemulangan jenazah dan pengurusan administrasi kematian telah dilakukan oleh pihak keluarga dan Kemenag Bantaeng. Dukungan dan simpati dari berbagai pihak terus mengalir untuk keluarga yang ditinggalkan.
Pengganti Calon Haji
Berdasarkan surat mutasi kloter yang dikeluarkan oleh PPIH Embarkasi Makassar, almarhum Sainuddin Tulo akan digantikan oleh Hamka Darise, yang sebelumnya tergabung dalam Kloter 3 Embarkasi Makassar. Hal ini memastikan agar kuota jemaah haji dari Bantaeng tetap terpenuhi.
Proses penggantian calon haji ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pihak PPIH Embarkasi Makassar telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran proses penggantian tersebut. Hamka Darise diharapkan dapat segera bergabung dengan Kloter 8 dan menunaikan ibadah haji.
Penggantian ini menunjukkan kesiapan dan profesionalisme pihak penyelenggara haji dalam menangani situasi yang tidak terduga. Proses penggantian yang cepat dan efisien memastikan agar tidak ada kendala dalam keberangkatan jemaah haji lainnya.
Kepergian Sainuddin Tulo menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang akan melakukan perjalanan jauh dan aktivitas fisik yang cukup berat seperti ibadah haji. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Kesimpulan: Kepergian Sainuddin Tulo menjadi duka mendalam bagi keluarga dan jemaah haji lainnya. Namun, proses penggantian calon haji berjalan lancar berkat koordinasi yang baik antara pihak keluarga, Kemenag Bantaeng, dan PPIH Embarkasi Makassar. Semoga almarhum husnul khotimah.