Cegah Stunting di Kepulauan Seribu: Protein Hewani Kunci Utama!
Praktisi kesehatan menyoroti pentingnya asupan protein hewani bagi anak di Kepulauan Seribu untuk mencegah stunting, mengingat angka stunting di wilayah tersebut masih mencapai 18,6 persen.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Seorang praktisi kesehatan dari RSUD Kepulauan Seribu, dr. Viktor, menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi anak-anak di wilayah tersebut untuk mencegah stunting. Hal ini disampaikannya di Jakarta pada Senin lalu, menanggapi angka stunting yang masih relatif tinggi di Kepulauan Seribu. Dr. Viktor menjelaskan bahwa asupan gizi seimbang, khususnya protein hewani, sangat krusial untuk pertumbuhan optimal anak, bukan hanya sekadar mengutamakan karbohidrat untuk rasa kenyang.
Stunting, yang merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis, ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari usianya. Kondisi ini berdampak serius pada kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas anak di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting harus menjadi prioritas utama, terutama sejak 1.000 hari pertama kehidupan.
Dr. Viktor juga menambahkan bahwa upaya pencegahan stunting tidak hanya bergantung pada pemenuhan kebutuhan protein hewani, tetapi juga mencakup pemberian ASI eksklusif, MPASI bergizi, dan menjaga kebersihan lingkungan. Ia menegaskan, "Jangan hanya mengandalkan karbohidrat untuk membuat anak kenyang," seraya menekankan pentingnya gizi seimbang dalam mencegah stunting.
Pentingnya Protein Hewani dalam Mencegah Stunting
Menurut dr. Viktor, protein hewani berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan protein hewani dapat menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak, meningkatkan risiko stunting. Ia menyarankan agar orang tua memperhatikan asupan nutrisi anak, memastikan tercukupinya kebutuhan protein hewani melalui makanan seperti ikan, daging, telur, dan susu.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat terus dilakukan. "Kami sadarkan masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting dan memberikan panduan yang jelas dalam melakukannya," ujar dr. Viktor, berharap upaya ini dapat menurunkan angka stunting di Kepulauan Seribu.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Seribu telah menurun menjadi 18,6 persen. Meskipun demikian, angka ini masih perlu mendapat perhatian serius.
Distribusi Kasus Stunting di Kepulauan Seribu
Berdasarkan data SKI 2023, terdapat 135 kasus stunting di Kepulauan Seribu. Sebaran kasus ini cukup beragam di setiap kelurahan. Kelurahan Pulau Panggang mencatat angka tertinggi dengan 38 kasus, disusul Kelurahan Pulau Kelapa (42 kasus) dan Pulau Harapan (18 kasus). Kelurahan Pulau Tidung dan Pulau Pari masing-masing mencatat 16 kasus, sementara Pulau Untung Jawa memiliki 5 kasus.
Data ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting perlu difokuskan pada wilayah dengan angka kasus yang tinggi. Intervensi yang tepat sasaran dan terintegrasi sangat penting untuk memastikan anak-anak di Kepulauan Seribu mendapatkan gizi yang cukup dan tumbuh kembang optimal.
Meskipun angka stunting di Kepulauan Seribu telah menurun, upaya pencegahan tetap harus berkelanjutan. Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk memastikan tercapainya tujuan penurunan angka stunting secara signifikan.
Pemenuhan gizi seimbang, termasuk asupan protein hewani yang cukup, sejak 1000 hari pertama kehidupan, merupakan kunci utama dalam mencegah stunting. Dengan komitmen bersama, diharapkan angka stunting di Kepulauan Seribu dapat terus menurun dan generasi penerus bangsa dapat tumbuh sehat dan optimal.