Cek Kesehatan Gratis: Potensi Hentikan Kebiasaan Merokok di Masyarakat
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang meliputi skrining paru berpotensi besar membuat masyarakat berhenti merokok karena deteksi dini penyakit paru akibat rokok, meskipun beberapa mungkin tetap membutuhkan terapi tambahan.

Jakarta, 13 Februari 2024 - Sebuah program pemerintah, Cek Kesehatan Gratis (CKG), menunjukkan potensi besar dalam upaya mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Menurut Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, Prof. Agus Dwi Susanto, skrining kesehatan paru yang termasuk dalam CKG dapat mendorong masyarakat untuk berhenti merokok.
Deteksi Dini Penyakit Paru
Prof. Agus menjelaskan bahwa skrining paru mampu mendeteksi berbagai kelainan dan penyakit paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. "Umumnya perokok akan berhenti merokok setelah tahu ada penyakit paru yang diderita bila diskrining," ungkap Prof. Agus dalam wawancara dengan ANTARA.
Berbagai metode skrining digunakan, termasuk kuesioner, rontgen paru, dan pemeriksaan fungsi paru (spirometri). Deteksi dini ini memberikan gambaran nyata akan dampak buruk merokok bagi kesehatan paru-paru, sehingga diharapkan dapat memotivasi perokok untuk mengubah kebiasaan mereka.
Tantangan Adiksi dan Terapi Tambahan
Meskipun skrining terbukti efektif, Prof. Agus mengakui bahwa beberapa perokok tetap sulit berhenti karena adiksi nikotin. "Tapi ada juga yang masih bandel merokok, ya karena adiksi, sudah ketagihan. Ini perlu terapi berhenti merokok dengan supervisi dokter spesialis paru atau (praktisi) yang kompeten lainnya," tambahnya.
Oleh karena itu, CKG tidak hanya sebatas deteksi dini, tetapi juga menjadi pintu masuk bagi perokok untuk mendapatkan akses terhadap terapi dan konseling berhenti merokok yang tepat guna mengatasi ketergantungan nikotin.
Penyakit Paru dan Risiko Merokok
Ketua Umum PDPI 2017-2024 ini juga menekankan bahwa merokok merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit paru. Lima penyakit paru utama yang menjadi perhatian adalah pneumonia, tuberkulosis, kanker paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan asma.
Karena itulah, skrining kesehatan paru secara berkala sangat direkomendasikan, terutama bagi perokok. Deteksi dini dapat membantu mencegah perkembangan penyakit dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG)
Program CKG sendiri merupakan inisiatif pemerintah untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini pada berbagai kelompok usia, mulai dari bayi hingga lansia. Pemeriksaan untuk bayi fokus pada kelainan kongenital, sedangkan anak-anak dan balita difokuskan pada perkembangan fisik dan tumbuh kembang.
Untuk dewasa, pemeriksaan bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan secara umum, termasuk deteksi dini penyakit serius seperti penyakit paru. Sementara pada lansia, selain penyakit serius, pemeriksaan juga mencakup masalah tulang dan sendi.
Dengan adanya skrining paru dalam CKG, pemerintah menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan merokok dan penyakit paru. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup sehat.
Kesimpulan
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dengan skrining paru-paru menawarkan pendekatan komprehensif dalam mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Meskipun terapi tambahan mungkin diperlukan untuk mengatasi adiksi nikotin, deteksi dini penyakit paru melalui CKG terbukti efektif dalam memotivasi perokok untuk berhenti. Hal ini menunjukkan pentingnya program skrining kesehatan yang terintegrasi dalam upaya promotif dan preventif kesehatan masyarakat.