Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Efektif Kurangi Prevalensi Penyakit Paru di Indonesia
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Indonesia terbukti efektif mengurangi prevalensi penyakit paru berkat skrining dini yang dilakukan, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih awal.
![Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Efektif Kurangi Prevalensi Penyakit Paru di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/13/150104.585-program-cek-kesehatan-gratis-ckg-efektif-kurangi-prevalensi-penyakit-paru-di-indonesia-1.jpg)
Jakarta, 13 Februari 2024 - Sebuah kabar baik datang dari dunia kesehatan Indonesia. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mencakup skrining kesehatan paru, terbukti efektif menurunkan angka prevalensi penyakit paru di masyarakat. Hal ini disampaikan langsung oleh Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, Prof. Agus Dwi Susanto.
Prof. Agus menekankan pentingnya skrining paru dalam mendeteksi dini berbagai kelainan paru. "Skrining paru sangat penting untuk masyarakat, sehingga dapat dideteksi sedini mungkin kelainan-kelainan paru yang mungkin ada," ujarnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Lima Penyakit Paru Utama di Indonesia
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengendalian lima penyakit paru utama: pneumonia, tuberkulosis, kanker paru, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan asma. Kelima penyakit ini menjadi fokus utama dalam program CKG.
Program CKG, menurut Prof. Agus, berperan sebagai langkah pencegahan sekunder yang krusial. Deteksi dini melalui skrining memungkinkan pengobatan dan pengendalian penyakit sejak stadium awal, bahkan potensi penyembuhan yang lebih besar. "Dengan deteksi dini, bila ditemukan kelainan, abnormalitas, atau penyakit paru, maka dapat diobati lebih dini dan dapat dikontrol bahkan disembuhkan," jelas Prof. Agus.
Faktor Risiko Tinggi Penyakit Paru di Indonesia
Tingginya prevalensi penyakit paru di Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. Ketua Umum PDPI 2017-2024 ini menjelaskan beberapa faktor tersebut, di antaranya kebiasaan merokok, polusi udara (baik luar maupun dalam ruangan), paparan bahan kimia di tempat kerja, dan faktor sosial ekonomi. "Selain itu faktor sosial ekonomi, karena cukup banyak penyakit paru diderita pada populasi sosial ekonomi menengah ke bawah," tambah Prof. Agus.
Program CKG sendiri dirancang untuk menjangkau berbagai kelompok usia, mulai dari bayi hingga lansia. Pemeriksaan untuk bayi difokuskan pada deteksi kelainan kongenital, sementara anak-anak dan balita mendapatkan pemeriksaan untuk memantau tumbuh kembang. Pada dewasa, pemeriksaan bertujuan untuk memantau kesehatan umum dan deteksi dini penyakit serius, termasuk penyakit paru. Lansia, selain pemeriksaan penyakit serius, juga mendapatkan pemeriksaan khusus untuk masalah tulang dan sendi.
Kesimpulan: Peran CKG dalam Kesehatan Paru
Program CKG merupakan inisiatif pemerintah yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Dengan fokus pada deteksi dini penyakit paru melalui skrining, program ini berkontribusi signifikan dalam mengurangi prevalensi penyakit paru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keberhasilan CKG ini menunjukkan pentingnya investasi dalam program kesehatan preventif untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Ke depannya, perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala dan partisipasi aktif dalam program-program kesehatan pemerintah seperti CKG. Hal ini akan membantu upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit paru, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.