China Dorong BRICS Jadi Pusat Kerja Sama Negara Berkembang
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mendorong kerja sama BRICS sebagai jantung utama kerja sama negara berkembang, seiring dengan meningkatnya pengaruh ekonomi dan politik negara-negara Selatan Global.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam konferensi pers tahunan di Beijing pada Jumat, 7 Maret 2025, menyatakan keyakinannya bahwa kerja sama BRICS dapat menjadi jantung utama kerja sama negara-negara berkembang atau Selatan Global. Pernyataan ini disampaikan dalam rangkaian sidang parlemen China 'Dua Sesi' yang membahas kinerja pemerintah pada 2024 dan rencana kerja untuk 2025. Perluasan anggota BRICS, termasuk Indonesia yang bergabung pada Januari 2025, menjadi landasan utama pernyataan tersebut.
Wang Yi menekankan pentingnya BRICS sebagai 'mesin' pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang. Ia menyambut baik bergabungnya sembilan negara baru ke dalam BRICS, menganggapnya sebagai langkah krusial dalam memperkuat posisi tawar dan pengaruh negara-negara Selatan Global dalam panggung internasional. "BRICS menjadi 'jantung utama' kerja sama Selatan Global, 'mesin' pertumbuhan dan kita harus membuat BRICS lebih besar dan kuat," ujar Wang Yi.
Pernyataan ini didasari oleh fakta bahwa belahan bumi selatan saat ini berkontribusi lebih dari 40 persen terhadap total ekonomi dunia dan 80 persen terhadap pertumbuhan ekonomi global. Negara-negara di belahan bumi selatan juga berperan penting dalam menjaga perdamaian internasional dan mendorong pembangunan global. Wang Yi melihat potensi besar dalam persatuan negara-negara Selatan Global untuk membentuk tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang.
BRICS: Jantung Kerja Sama Selatan Global
Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS kini beranggotakan 10 negara: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Meskipun demikian, akronim BRICS tetap dipertahankan. Wang Yi secara khusus mengucapkan selamat kepada Indonesia atas keanggotaan penuhnya dalam BRICS. Ia melihat bergabungnya Indonesia sebagai langkah strategis dalam memperkuat kerja sama ekonomi dan politik di kawasan Asia Tenggara dan global.
Wang Yi juga menyoroti perubahan historis dalam hubungan antara Timur dan Barat, serta Utara dan Selatan. Ia menegaskan bahwa belahan bumi selatan memegang kunci untuk menstabilkan dan memperbaiki dunia. Oleh karena itu, persatuan negara-negara di belahan bumi selatan menjadi sangat penting dalam menghadapi tantangan global.
China, sebagai anggota BRICS, merasa memiliki kesamaan sejarah dan semangat anti-kolonial dan anti-hegemoni dengan negara-negara Selatan Global. Hal ini menjadi landasan bagi komitmen China untuk bekerja sama dengan negara-negara tersebut dalam membangun babak baru dalam sejarah pembangunan manusia, terlepas dari perubahan situasi internasional.
Suara Bersatu di Arena Internasional
Wang Yi menekankan perlunya BRICS untuk bersatu dan menyuarakan kepentingan bersama di arena internasional. Ia mendorong peningkatan representasi dan suara negara-negara BRICS dalam tata kelola global. Dengan populasi yang mencakup 43 persen populasi dunia dan nilai perdagangan mencapai 16 persen perdagangan global, BRICS memiliki potensi besar untuk membentuk tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.
Kepemimpinan Brazil dalam BRICS dan Afrika Selatan dalam G20, serta peran China sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organization, menunjukkan meningkatnya pengaruh negara-negara Selatan Global dalam politik internasional. Ketiga negara ini berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dan menyuarakan kepentingan bersama negara-negara berkembang.
BRICS menyumbang seperempat dari ekonomi global dan mencakup seperlima dari perdagangan global. Potensi ekonomi dan politik yang besar ini harus dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan inklusif di negara-negara berkembang.
Dengan bergabungnya negara-negara baru, BRICS diharapkan dapat menjadi platform yang lebih efektif untuk mengatasi berbagai tantangan global dan memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di dunia.
China berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan negara-negara Selatan Global untuk mencapai tujuan bersama, yaitu pembangunan dan kemajuan bersama.