Keanggotaan BRICS: Katalis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2025?
Analisis Juwai IQI dan pemerintah Indonesia terkait dampak positif keanggotaan BRICS terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga 5 persen di tahun 2025.

Indonesia resmi bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) pada 6 Januari 2025, sebuah langkah strategis yang dinilai akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Chief Economist Juwai IQI, Shan Saeed, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sepakat bahwa keanggotaan ini akan menjadi katalis percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Shan Saeed dalam Media Briefing: Outlook Ekonomi Indonesia 2025 di Jakarta, Senin lalu, menyatakan bahwa "Keputusan Pemerintah Indonesia untuk bergabung dengan BRICS adalah langkah yang cerdas. Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, BRICS akan menjadi kekuatan besar, dan keikutsertaan Indonesia akan memperluas pola konsumsi, menarik lebih banyak investasi, serta meningkatkan minat investor global."
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 pun cukup optimistis. Juwai IQI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5 hingga 5 persen, didorong oleh berbagai faktor, termasuk keanggotaan di BRICS. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menko Airlangga yang menekankan kontribusi signifikan keanggotaan BRICS terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun yang sama.
BRICS: Pasar Baru dan Penguatan Kerja Sama Ekonomi Global
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS membuka peluang pasar baru yang menjanjikan. Blok ekonomi ini mencakup hampir 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global, sehingga partisipasi Indonesia akan memperkuat relevansi ekonomi nasional di mata dunia. Hal ini memberikan akses yang lebih luas bagi Indonesia untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan negara-negara ekonomi besar.
Potensi optimalisasi perdagangan dengan tiga negara utama BRICS, yaitu China, India, dan Rusia, juga menjadi sorotan. Menko Airlangga menyatakan, "Tentu market besar di sini (BRICS) adalah pertama tentu China, kedua India dan ketiga adalah Rusia, dan Indonesia." Akses ke pasar-pasar besar ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia dan menarik investasi asing langsung (FDI).
Lebih lanjut, keanggotaan BRICS memungkinkan Indonesia untuk memperkuat posisi dalam kerja sama ekonomi global. Dengan berpartisipasi aktif dalam berbagai inisiatif dan forum ekonomi BRICS, Indonesia dapat meningkatkan pengaruhnya dan mengakses sumber daya serta teknologi yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi.
Dampak Positif Keanggotaan BRICS terhadap Ekonomi Indonesia
- Peningkatan Investasi Asing: Keanggotaan BRICS dapat menarik minat investor global, meningkatkan aliran modal asing ke Indonesia.
- Ekspansi Pasar: Akses ke pasar besar di negara-negara BRICS akan membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia.
- Penguatan Kerja Sama Ekonomi: Partisipasi dalam berbagai inisiatif ekonomi BRICS akan memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama ekonomi global.
- Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Cepat: Gabungan faktor-faktor di atas diproyeksikan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 cukup menjanjikan, perlu diingat bahwa keberhasilan ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah yang tepat dan kondusif, serta kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada di dalam BRICS secara efektif. Keanggotaan BRICS merupakan langkah strategis yang berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun tetap dibutuhkan upaya dan kerja keras dari berbagai pihak untuk merealisasikan potensi tersebut.