Indonesia Gabung BRICS: Jembatan Negara Maju dan Berkembang
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan menjadi jembatan antara negara maju dan berkembang, sekaligus menjaga perdamaian dan stabilitas global.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, mengungkapkan alasan di balik keikutsertaan Indonesia dalam blok ekonomi BRICS. Langkah ini bukan hanya untuk meraih keuntungan ekonomi, tetapi juga sebagai upaya strategis dalam menjembatani kepentingan negara maju dan berkembang di berbagai forum internasional. Pernyataan ini disampaikan Menlu saat berpartisipasi dalam diskusi panel "Navigating Asia’s Hotspot" di Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2025 di Davos, Swiss.
Dalam forum tersebut, Menlu Retno menegaskan komitmen Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga, sahabat, dan komunitas global. Indonesia konsisten menerapkan pendekatan konstruktif dalam kolaborasi global, termasuk melalui keikutsertaannya di BRICS. Hal ini sejalan dengan visi diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang fokus pada peningkatan kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat, sesuai amanat UUD 1945.
Menlu Retno menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia aktif menjalin kerja sama internasional demi mendukung prioritas nasional dan kesejahteraan rakyat. Pernyataan ini selaras dengan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas regional dan global.
Di Davos, Menlu Retno juga berkesempatan bertemu secara bilateral dengan beberapa pejabat negara. Diantaranya Wakil Presiden Yaman, Aidarous Al-Zoubaidi, Menlu Finlandia, Elina Valtonen, dan Menlu Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud. Pertemuan-pertemuan bilateral ini semakin memperkuat jaringan diplomasi Indonesia di kancah internasional.
Selain partisipasinya dalam diskusi panel tentang navigasi konflik di Asia Pasifik, Menlu Retno juga turut serta dalam diskusi diplomasi terkait isu Myanmar. Partisipasi aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan permasalahan global.
Apresiasi terhadap peran diplomasi Indonesia juga disampaikan oleh Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, yang turut hadir dalam diskusi panel tersebut. Ramos-Horta secara khusus mengapresiasi peran Indonesia dalam membantu Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN. Keberhasilan ini menunjukkan pengaruh positif diplomasi Indonesia di kawasan.
Diskusi panel "Navigating Asia’s Hotspot" juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez, ketua Council on Foreign Relations (CFR), Michael Froman, dan CEO Zurich Insurance Group untuk kawasan Asia Pasifik. Kehadiran tokoh-tokoh berpengaruh ini semakin meningkatkan bobot diskusi dan dampaknya bagi kerjasama internasional.
Kesimpulannya, keikutsertaan Indonesia dalam BRICS merupakan langkah strategis yang memiliki tujuan ganda. Selain meningkatkan kerja sama ekonomi, langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat peran Indonesia sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas global. Partisipasi aktif Indonesia dalam forum internasional menunjukkan komitmennya dalam membangun hubungan internasional yang harmonis dan saling menguntungkan.