Danareksa Pacu Investasi, KEK Industropolis Batang Bidik Jadi "Shenzhen-nya Indonesia"
PT Danareksa percepat investasi di KEK Industropolis Batang melalui program TCTP, kerjasama dengan China, proyeksikan investasi Rp133,8 triliun dan ciptakan 240 ribu lapangan kerja.

Jakarta, 21 Maret 2024 - PT Danareksa (Persero), Holding BUMN Danareksa, gencar mendorong percepatan investasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang telah resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing KITB di kancah global. Salah satu strategi utama yang dijalankan adalah implementasi program Two Countries Twin Park (TCTP), sebuah kolaborasi strategis antara Indonesia dan China yang akan menjadikan KITB sebagai pusat industri terintegrasi.
Direktur Utama Holding BUMN Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi, menyatakan bahwa program TCTP akan membuka peluang besar bagi industri lokal. "TCTP membuka peluang besar bagi industri lokal untuk terlibat dalam ekosistem industri yang lebih luas," ujar Yadi dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat lalu. Ia menjelaskan, program ini mencakup alih teknologi, pelatihan tenaga kerja, dan integrasi rantai pasok, yang akan meningkatkan akses Indonesia ke pasar industri China. Hal ini memberikan peluang investasi dan pemasaran produk Indonesia ke pasar China yang sangat potensial.
Percepatan investasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara KITB dan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Penandatanganan disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, di sela-sela peresmian KEK Industropolis Batang. Kerja sama ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah dan meningkatkan daya saing industri nasional.
Kerja Sama Strategis Indonesia-China di KEK Industropolis Batang
MoU antara KITB dan CSCEC mencakup tiga hal utama: Kerja Sama Perencanaan dan Pengembangan lahan industri seluas 500 hektare (ha) dengan akses logistik terintegrasi; Kerja Sama Pemasaran Bersama untuk menarik investor dan membangun ekosistem rantai pasok; dan Kerja Sama Investasi, di mana KITB menyediakan lahan dan infrastruktur dasar, sementara BUMN China membawa infrastruktur canggih dan mengakuisisi tenant.
Dengan proyeksi investasi mencapai Rp133,8 triliun dalam satu dekade, KEK Industropolis Batang diprediksi akan menjadi magnet bagi perusahaan multinasional. Hal ini akan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, diperkirakan lebih dari 240 ribu orang. Selain itu, insentif pajak dan kemudahan regulasi diharapkan mampu meningkatkan ekspor hingga 23,98 juta dolar AS, memperluas akses pasar global, dan mempercepat transfer teknologi dan inovasi.
Menteri Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa kerja sama TCTP telah dibahas selama dua tahun dan menunggu status KEK untuk diimplementasikan. Program ini tidak hanya akan diterapkan di KITB, tetapi juga di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) dan Bintan. "Kehadiran 20 perusahaan Tiongkok ini diharapkan dapat mengembangkan potensi kerja sama di atas lahan KEK Industropolis Batang seluas 500 hektar dengan target KITB menjadi Shenzhen-nya Indonesia. Kerja sama TCTP juga akan menarik investasi minimal Rp60 triliun dalam lima tahun ke depan," kata Airlangga.
KITB: Pendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, menyatakan optimismenya terhadap penetapan KITB sebagai KEK. Ia melihat hal ini sebagai bukti kepercayaan investor global terhadap potensi KITB. "Kami sangat bersyukur dengan penetapan kami sebagai KEK akan membantu percepatan pembangunan KITB ini menjadi lebih cepat, menjadi lebih menarik bagi para investor dalam rangka peningkatan investasi asing dan investasi dalam negeri di Batang dan tentunya menambah jumlah pabrik dan aktivitas ekonomi di sini, menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi sebagaimana diharapkan oleh pemerintah," ungkap Ngurah.
Program TCTP di KEK Industropolis Batang diharapkan mampu menjadi model kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan China. Dengan investasi besar dan kemudahan regulasi, KEK ini berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global. Keberhasilan program ini akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, proyek ini menjanjikan peningkatan signifikan dalam investasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Keberhasilan KITB dalam menarik investasi asing dan domestik akan menjadi contoh sukses bagi pengembangan KEK lainnya di Indonesia.