Daya Beli Konsumen Bali Tetap Tumbuh di Tengah Dinamika Ekonomi Global
Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengonfirmasi pertumbuhan daya beli konsumen meskipun terjadi dinamika ekonomi global dan nasional, ditunjang oleh berbagai upaya pemerintah dan optimisme konsumen yang tinggi.

Denpasar, 6 Mei 2025 - Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali melaporkan bahwa daya beli konsumen di Pulau Dewata tetap tumbuh positif, meskipun perekonomian global dan nasional tengah mengalami dinamika yang cukup signifikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam keterangannya di Denpasar pada Selasa lalu. Pemerintah dan BI bekerja sama untuk menjaga stabilitas inflasi dan daya beli masyarakat Bali.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga konsumsi masyarakat Bali. Pemerintah gencar melakukan intensifikasi operasi pasar murah untuk menstabilkan harga barang kebutuhan pokok seperti beras, cabai, telur, gula pasir, dan minyak goreng. Langkah ini terbukti efektif, terutama selama periode hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, di mana pemerintah juga memberikan potongan harga tiket pesawat hingga 14 persen. Langkah serupa juga dilakukan saat perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan penyelenggaraan pasar murah di berbagai lokasi di Bali.
Stimulus-stimulus tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, meskipun tantangan ekonomi global dan nasional masih menjadi kendala. BI optimis bahwa langkah-langkah tersebut akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali di masa mendatang. Keberhasilan ini juga terlihat dari angka inflasi yang terkendali.
Inflasi Terkendali, Konsumen Optimis
Inflasi di Bali pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,89 persen. Angka ini masih berada dalam rentang target yang ditetapkan, yaitu 1,5 hingga 3,5 persen, dan bahkan lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi pada Februari 2025 yang mencapai 1,21 persen (data BPS Bali). Stabilitas inflasi yang terjaga ini dinilai sangat penting untuk mendorong konsumsi rumah tangga, meningkatkan investasi, dan pada akhirnya mendukung produktivitas ekonomi di Bali.
BI Bali secara rutin melakukan survei konsumen untuk memantau keyakinan mereka terhadap kondisi ekonomi. Hasil survei pada Maret 2025 menunjukkan indeks keyakinan konsumen (IKK) mencapai angka 139, yang berada di level optimis (di atas 100). Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan indeks nasional yang mencapai 121,1. Peningkatan ini didorong oleh indeks ekspektasi konsumen di Bali yang mencapai 151,3 dan indeks kegiatan usaha saat ini yang juga berada di atas 100.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa optimisme konsumen masih tetap terjaga terhadap prospek ekonomi,” ujar Erwin Soeriadimadja. Keyakinan konsumen yang tinggi ini menjadi indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi Bali ke depannya. Dengan daya beli yang tetap tumbuh dan optimisme konsumen yang tinggi, ekonomi Bali diprediksi akan tetap kuat menghadapi tantangan ekonomi global.
BI menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan BI dalam menjaga stabilitas ekonomi Bali. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan daya beli konsumen akan tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi Bali dapat terus berlanjut.
Upaya Pemerintah dalam Menjaga Daya Beli
- Intensifikasi operasi pasar murah untuk komoditas penting.
- Pemberian potongan harga tiket pesawat selama Idul Fitri.
- Penyelenggaraan pasar murah selama Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Semua upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat Bali. Dengan kondisi ekonomi yang stabil, diharapkan kesejahteraan masyarakat Bali dapat terus meningkat.
Ke depannya, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi Bali dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat. Kerja sama yang erat antara pemerintah dan BI akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.