Dibangun Belanda 100 Tahun Lalu, DJKA Segera Bangun Dua Terowongan Kereta Api Jember Baru Demi Keselamatan
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akan membangun dua terowongan kereta api Jember baru untuk tingkatkan keselamatan. Mengapa terowongan berusia seabad ini perlu diganti?

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melalui Pusat Teknik Perkeretaapian Surabaya Kelas I mengumumkan rencana pembangunan dua terowongan kereta api baru di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Langkah ini diambil untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api di jalur yang krusial tersebut. Terowongan baru ini akan menggantikan struktur lama yang telah beroperasi lebih dari satu abad.
Kedua terowongan yang dimaksud adalah Terowongan Mrawan dan Terowongan Garahan, yang dibangun oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, antara tahun 1901 hingga 1910. Meskipun telah berusia sangat tua, kondisi umum kedua terowongan ini masih dianggap baik dan layak untuk operasional kereta api. Namun, ada kebutuhan mendesak untuk pembaharuan total.
Menurut Alfaviega Septian Pravangasta, juru bicara Pusat Teknik Perkeretaapian Surabaya Kelas I DJKA, proyek rekonstruksi total ini direncanakan akan dimulai secara fisik pada tahun 2028 dan diharapkan selesai pada tahun 2029. Pembangunan ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang DJKA untuk modernisasi infrastruktur perkeretaapian di Indonesia. Rencana ini juga bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Sejarah dan Tantangan Terowongan Lama
Terowongan Mrawan dan Garahan merupakan peninggalan infrastruktur kolonial Belanda yang dibangun pada awal abad ke-20. Terowongan Garahan memiliki panjang 113 meter, sementara Terowongan Mrawan membentang sepanjang 690 meter. Keduanya telah melayani rute kereta api di Jember selama lebih dari 100 tahun.
Secara operasional, kedua terowongan ini masih aman untuk dilalui kereta api, asalkan pembatasan kecepatan di dalamnya dipatuhi. Namun, Terowongan Mrawan diketahui mengalami rembesan air di salah satu bagian. Air tersebut disalurkan keluar terowongan melalui saluran drainase khusus.
Pravangasta menjelaskan bahwa Terowongan Mrawan telah menjalani perawatan drainase yang intensif sejak tahun 2021 hingga 2024. Hal ini mengingat usianya yang sudah lebih dari 110 tahun dan adanya saluran sungai yang melintas di atasnya. Perbaikan yang dilakukan selama ini bersifat sementara, sehingga diperlukan solusi jangka panjang.
Proyek Strategis dan Dampak Ekonomi
Mengingat kondisi tersebut, Pusat Teknik Perkeretaapian Surabaya Kelas I DJKA merencanakan pembangunan struktur baru secara menyeluruh untuk kedua terowongan ini. Rencana pembangunan Terowongan Kereta Api Jember ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Studi komprehensif dan detail saat ini sedang dipersiapkan.
Rencana pembangunan Terowongan Garahan dan Mrawan juga telah tercantum dalam Rencana Strategis Pusat Teknik Perkeretaapian Surabaya 2025–2030. Studi kelayakan proyek ini diusulkan untuk dilaksanakan pada tahun 2026–2027. Dengan demikian, konstruksi fisik diharapkan dapat dimulai pada 2028 dan rampung pada 2029.
Pembangunan terowongan baru ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas perjalanan kereta api. Lebih jauh, proyek ini diharapkan dapat mendukung hilirisasi ekonomi dengan membuka akses transportasi barang melalui jalur kereta api menuju ujung timur Pulau Jawa. Hal ini akan memperlancar distribusi logistik dan komoditas.
DJKA berharap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan lalu lintas kereta api setelah revitalisasi Terowongan Garahan dan Mrawan selesai. Terowongan baru ini akan menggantikan terowongan lama yang awalnya dirancang hanya untuk jalur cabang Kalisat–Banyuwangi, sehingga kapasitas dan efisiensinya akan jauh lebih baik.