Dieng Ditetapkan Sebagai Geopark Nasional, Pemkab Banjarnegara Ungkap Kebanggaan
Pemkab Banjarnegara bangga atas penetapan Dieng sebagai geopark nasional, berharap jadi motivasi menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.

Kabar gembira datang dari Dataran Tinggi Dieng. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyatakan rasa syukur atas penetapan Dieng sebagai salah satu geopark nasional. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 172.K/GL.01/MEM.G/2024.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Banjarnegara, Tursiman, menyampaikan kebanggaannya atas penetapan ini. Ia berharap, penetapan ini akan menjadi motivasi untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, cagar budaya, serta budaya yang ada di Dieng.
Tursiman menambahkan, keunikan geopark Dieng terletak pada cakupannya yang luas, meliputi berbagai aspek seperti geologi dan ekologi. Dengan status geopark nasional, Dieng diharapkan akan semakin menarik minat wisatawan, tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat edukasi.
Geopark Dieng: Warisan Nasional yang Membanggakan
Penetapan Dieng sebagai geopark nasional merupakan pengakuan atas nilai penting kawasan ini dari berbagai aspek. Geopark Dieng tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan kekayaan geologi, ekologi, dan budaya yang perlu dilestarikan.
Tursiman menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk menyebarluaskan informasi mengenai penetapan geopark Dieng kepada masyarakat luas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian Dieng sebagai warisan nasional.
"Kami nanti akan bersama-sama dengan Pemkab Wonosobo tentunya akan menginformasikan kepada seluruh masyarakat bahwa geopark Dieng merupakan ketetapan nasional," kata Tursiman.
Konservasi dan Pengembangan Pertanian Berkelanjutan
Tantangan utama dalam menjaga kelestarian Dieng adalah sektor pertanian hortikultura yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat. Oleh karena itu, Tursiman mengajak para petani untuk mengembangkan praktik pertanian yang tidak merusak lingkungan.
Pengembangan pertanian berkelanjutan menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan Dieng. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik konservasi lahan, mengurangi penggunaan pupuk kimia, serta memanfaatkan pupuk organik.
Selain itu, Tursiman juga menyoroti pentingnya restorasi reruntuhan candi yang sering ditemukan di Dieng. Ia berharap temuan-temuan tersebut dapat dipulihkan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi aslinya sebagai bagian dari cagar budaya dan sarana edukasi.
"Ini (reruntuhan candi, red.) 'kan cagar budaya juga, bisa untuk edukasi. Tentunya tidak hanya yang sudah ada, yang belum kelihatan (runtuh, red.) pun kami dukung untuk dilakukan restorasi," jelasnya.
Geotrail Dieng: Menjelajahi Keindahan dan Keunikan Alam
Geopark Dieng memiliki luas total 319,36 kilometer persegi, terbagi antara wilayah Banjarnegara (161,25 kilometer persegi) dan Wonosobo (158,11 kilometer persegi). Di dalam geopark ini, terdapat lima tema geotrail yang menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung:
Dengan ditetapkannya Dieng sebagai geopark nasional, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya semakin meningkat. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya menjadi kunci untuk mewujudkan Dieng sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.