Digitalisasi Kunci Sukses Koperasi Merah Putih, Kata Menkop
Menkop Budi Arie Setiadi tekankan pentingnya partisipasi masyarakat, SDM kompeten, dan digitalisasi untuk pengembangan Koperasi Merah Putih guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Budi Arie Setiadi, baru-baru ini menekankan pentingnya tiga pilar utama dalam pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP): partisipasi masyarakat, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan optimalisasi teknologi digital. Hal ini disampaikannya di Cimahi, Jawa Barat, Kamis (15/5), saat membahas percepatan pembentukan badan hukum KDMP.
Menurut Menkop, partisipasi aktif masyarakat merupakan fondasi utama keberhasilan KDMP. Dengan melibatkan masyarakat secara optimal dalam proses pembangunan dan pengelolaan koperasi, akan tercipta rasa memiliki dan mendorong penyelesaian masalah secara bersama-sama. "Gairah masyarakat akan kehadiran Koperasi ini begitu tinggi," ujar Budi Arie, "karena ada jaminan pasokan kebutuhan pokok dari pemerintah."
Lebih lanjut, Menkop juga menekankan pentingnya pengelolaan koperasi oleh pengurus yang kompeten dan amanah. Profesionalisme yang tinggi akan mampu menghilangkan keraguan publik terhadap operasionalisasi KDMP, karena koperasi menjamin keuntungan bagi anggotanya. "Sebagai lembaga usaha, koperasi harus produktif dan untung, keuntungannya untuk anggotanya," tegas Menkop.
Partisipasi Masyarakat sebagai Pilar Utama
Partisipasi masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan Koperasi Merah Putih. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, rasa memiliki akan tumbuh dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin muncul. Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
Pemerintah juga berperan penting dalam menjamin pasokan kebutuhan pokok, sehingga masyarakat lebih percaya diri untuk bergabung dan berinvestasi dalam koperasi. Keterlibatan masyarakat secara langsung akan memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program ini.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada tingkat partisipasi masyarakat. Semakin tinggi partisipasi masyarakat, semakin besar peluang keberhasilan program Koperasi Merah Putih.
Pentingnya SDM yang Kompeten
Koperasi Merah Putih membutuhkan SDM yang kompeten dan amanah untuk mengelola operasionalnya. Pengurus yang profesional akan mampu meningkatkan kepercayaan publik dan memastikan koperasi berjalan secara efisien dan efektif.
Dengan SDM yang handal, koperasi dapat beroperasi secara transparan dan akuntabel, sehingga anggota koperasi merasa aman dan nyaman untuk berpartisipasi. Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan investor dan pihak lain yang berkepentingan.
Kompetensi SDM juga akan memastikan koperasi mampu bersaing di pasar dan menghasilkan keuntungan yang optimal bagi anggotanya. Pelatihan dan pengembangan SDM secara berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang Koperasi Merah Putih.
Digitalisasi untuk Transparansi dan Konektivitas
Optimalisasi teknologi digital sangat penting untuk memastikan pengelolaan koperasi yang transparan dan terkoneksi. Sistem digital akan memudahkan akses informasi dan memperkuat jaringan kerja sama antar koperasi.
Menkop Budi Arie Setiadi membayangkan sebuah jaringan usaha antarkoperasi yang kuat di masa depan. Jaringan ini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional yang signifikan. "Nanti akan ada jaringan koperasi nasional di mana semua produk koperasi disalurkan melalui koperasi," katanya.
Digitalisasi juga akan meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya administrasi. Hal ini akan meningkatkan keuntungan koperasi dan kesejahteraan anggotanya.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, Koperasi Merah Putih dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saingnya.
Target 80.000 Koperasi Merah Putih
Pemerintah menargetkan pembentukan 80.000 Koperasi Merah Putih. Menkop Budi Arie Setiadi mengajak semua pihak untuk mendukung program ini mengingat besarnya potensi manfaat bagi masyarakat desa/kelurahan.
Pemerintah daerah juga berperan penting dalam mendukung program ini. Di Jawa Barat, misalnya, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah bersinergi untuk menyukseskan program nasional ini.
Di Kota Cimahi, 9 dari 15 kelurahan telah melaksanakan musyawarah desa/kelurahan khusus, dan sisanya akan menyusul. Targetnya, seluruh akta notaris selesai pada 30 Mei 2025 dan seluruh musyawarah desa/kelurahan selesai pada akhir Juni 2025.
Program Koperasi Merah Putih diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan mampu mengentaskan kemiskinan ekstrem.