Dirjen Bimas Hindu Hadiri Perayaan Saraswati di STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, menghadiri puncak perayaan Saraswati di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, menekankan pentingnya landasan spiritual dan pengetahuan bagi generasi unggul.
Singaraja, Bali, 8 Februari 2024 - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama, I Nengah Duija, turut merayakan Hari Saraswati di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali. Kehadiran beliau pada puncak perayaan 'karya bhakti penerus' Pura Agung Mpu Kuturan Singaraja, Sabtu lalu, bukan sekadar kunjungan formal, melainkan wujud apresiasi terhadap semangat civitas academica dalam menggabungkan ritual keagamaan dengan pendidikan.
Pentingnya Landasan Spiritual dan Karakter Bangsa
Dalam sambutannya, Dirjen Duija menekankan pentingnya kehadiran beliau di kampus tersebut. Beliau ingin merasakan langsung semangat civitas academica dalam merayakan ritual keagamaan sebagai landasan spiritual. "Saya merasa penting untuk hadir dan merasakan semangat ini," ujarnya. Dirjen Duija percaya bahwa landasan spiritual yang kuat merupakan kunci utama dalam membentuk generasi muda yang unggul. Spiritualitas, menurut beliau, akan tercermin dalam karakter dan etika kerja seseorang.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan, "Landasan spiritual itu tercermin dalam karakter kerja seseorang. Kalau spiritualnya kuat, maka (orang) akan takut dengan Tuhan. Dia tidak akan berani korupsi." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai moral dan integritas yang dibangun melalui landasan spiritual yang kokoh.
Peran Pura di Kampus dan Makna Hari Saraswati
Dirjen Duija juga menyoroti pentingnya keberadaan pura di lingkungan kampus sebagai tempat ibadah. Beliau menegaskan bahwa kampus wajib menyediakan tempat ibadah untuk mendukung pengembangan spiritualitas civitas academica. Hal ini sejalan dengan upaya membangun karakter dan integritas generasi muda.
Berkaitan dengan Hari Saraswati, Dirjen Duija memberikan penekanan pada pentingnya pengetahuan, bukan hanya sebatas pemahaman mitos, tetapi juga pemahaman logis dan rasional. "Perayaan Saraswati bukan hanya sekadar perayaan semata, tetapi berkaitan dengan pemaknaan mendalam terkait konsep nalar, neurosains, dan kemampuan berpikir," jelasnya. Beliau menekankan bahwa pengetahuan yang didapat harus diimbangi dengan pemahaman spiritual yang kuat.
Konsep Saraswati dalam Lontar Tutur Aji Saraswati
Dirjen Duija juga menyinggung lontar Tutur Aji Saraswati, yang menjelaskan bahwa mereka yang ingin berjalan di atas dharma (kebenaran) harus memahami Sang Hyang Guru Reka, Sang Hyang Guru Reka, dan Sang Hyang Aji Saraswati. Beliau menjelaskan, "Mpu Kuturan (rsi) adalah Kawiswara, Sang Hyang Guru Reka adalah Siwa, dan Saraswati adalah ilmu pengetahuan yang menyebabkan Mpu Kuturan bisa menata masyarakat Bali." Penjelasan ini memberikan konteks historis dan filosofis yang kaya akan makna.
Kesimpulan
Perayaan Hari Saraswati di STAHN Mpu Kuturan Singaraja menjadi momentum penting dalam menekankan pentingnya keseimbangan antara spiritualitas dan pengetahuan. Kehadiran Dirjen Bimas Hindu semakin mengukuhkan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan pendidikan agama Hindu yang berkarakter dan berintegritas. Acara ini juga menunjukkan sinergi antara pendidikan, budaya, dan spiritualitas dalam membentuk generasi muda yang unggul dan berlandaskan nilai-nilai luhur.