DPD RI Dorong Pengembangan Sekolah Widyalaya di Indonesia
Anggota DPD RI, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, mendorong perluasan sekolah widyalaya di Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan berbasis Hindu yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan budaya.

Anggota DPD RI Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menyerukan perluasan pendidikan berbasis Hindu atau sekolah widyalaya di Indonesia. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh keyakinan akan pentingnya pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan budaya Hindu, khususnya dalam membentuk karakter generasi muda. Beliau menyampaikan hal tersebut di Denpasar, Bali, Sabtu lalu.
Sekolah widyalaya, menurut Rai Mantra, memiliki empat tujuan utama yang saling melengkapi: Sidhi (kecerdasan), Sidha (keterampilan), Sudha (kejujuran), dan Sadhu (kebijaksanaan). Keempat pilar ini diharapkan dapat membentuk individu yang cerdas, terampil, jujur, dan bijaksana, sejalan dengan nilai-nilai luhur budaya Hindu.
Rai Mantra juga menjelaskan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Agama, pemerintah daerah, dan sekolah swasta dalam merealisasikan pengembangan sekolah widyalaya. Ia menekankan bahwa sekolah widyalaya bukanlah sistem pendidikan yang berdiri sendiri, melainkan integrasi nilai-nilai agama dan budaya ke dalam kurikulum pendidikan formal yang sudah ada.
Pentingnya Sekolah Widyalaya dalam Membangun SDM Unggul
Rai Mantra menjelaskan bahwa saat ini terdapat 3.698 siswa aktif di 120 satuan pendidikan widyalaya di Indonesia, mulai dari tingkat TK hingga SMA/SMK. Angka ini masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan jumlah sekolah widyalaya agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
Menurutnya, sekolah widyalaya menawarkan nilai tambah yang signifikan. "Justru nilai tambah didapat mengingat sekolah berbasis agama umumnya mendapat materi pembelajaran keterampilan lebih disertai ilmu nilai-nilai agama yang baik di era moderen saat ini," kata Rai Mantra. Ia menekankan pentingnya pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak hanya terampil, tetapi juga berakhlak mulia.
Ia menambahkan bahwa sekolah widyalaya berperan penting dalam menjawab tantangan kebutuhan modal manusia di era modern. Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan budaya dinilai mampu membentuk karakter dan perilaku yang baik, sehingga menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Potensi Pengembangan Sekolah Widyalaya di Bali
Rai Mantra melihat potensi besar pengembangan sekolah widyalaya di Bali, khususnya di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK). Banyak TK di Bali yang berada di banjar-banjar (unit terkecil dalam struktur pemerintahan desa adat Bali), sehingga proses perubahan status menjadi pratama widyalaya (TK widyalaya) dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Selain itu, sekolah swasta yang beralih status menjadi sekolah widyalaya juga akan mendapatkan manfaat tambahan, seperti kesempatan bagi guru-gurunya untuk mengikuti program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hal ini tentu akan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah widyalaya.
Rai Mantra juga menekankan pentingnya Bali sebagai barometer dalam pengembangan sekolah widyalaya. Ia mengajak sekolah-sekolah di Bali, baik negeri maupun swasta, untuk turut serta dalam program ini. "Ini strategis untuk sekolah-sekolah yang bisa berbasis Hindu digalakkan dan sudah ditekankan Bali sebagai barometer, kalau berminat TK di banjar-banjar ya memungkinkan sekali sudah ditawarkan juga kepada swasta," ujarnya.
Dengan demikian, pengembangan sekolah widyalaya diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam membentuk generasi muda yang cerdas, terampil, jujur, dan bijaksana, serta siap menghadapi tantangan masa depan. Integrasi nilai-nilai agama dan budaya dalam pendidikan dinilai penting untuk membangun SDM unggul yang berkarakter.