Disdik Tulungagung Bentuk Tim Khusus Tangani 2000 Anak Putus Sekolah
Dinas Pendidikan Tulungagung membentuk tim khusus untuk menangani lebih dari 2000 anak putus sekolah, mayoritas karena faktor ekonomi, dan menawarkan program kejar paket.

Tulungagung, Jawa Timur, 2 Mei 2024 - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, membentuk tim khusus untuk mengatasi permasalahan serius: lebih dari dua ribu anak di Tulungagung putus sekolah. Pembentukan tim ini menjadi prioritas utama mengingat program wajib belajar 12 tahun yang digalakkan pemerintah pusat. Tim tersebut akan berupaya menjangkau anak-anak yang telah putus sekolah dan menawarkan solusi pendidikan alternatif.
Kepala Disdik Tulungagung, Rahadian Puspita Bintara, menjelaskan bahwa tim ini akan fokus pada upaya memberikan akses pendidikan bagi anak-anak yang telah berhenti bersekolah. "Anak-anak yang putus sekolah kami dorong mengikuti program kejar paket melalui PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Sistem belajarnya fleksibel, bisa disesuaikan dengan waktu mereka, termasuk bagi yang sudah bekerja," jelas Rahadian dalam keterangan pers Jumat lalu.
Data terbaru menunjukkan sekitar dua ribu anak di Tulungagung tidak melanjutkan pendidikan formal, sebagian besar dari jenjang SMP dan SMA. Penyebab utama fenomena ini, menurut Rahadian, adalah faktor ekonomi. Banyak anak yang terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Meskipun jumlahnya relatif kecil, masalah kenakalan remaja juga menjadi salah satu faktor penyebab putus sekolah.
Upaya Menjangkau Anak Putus Sekolah
Disdik Tulungagung tidak bekerja sendiri. Mereka menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program ini. Koordinasi intensif dilakukan dengan pemerintah desa, Dinas Sosial, dan sekolah-sekolah untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan anak-anak agar kembali bersekolah. "Jika penyebabnya ekonomi, maka akan kami libatkan Dinas Sosial dan lembaga terkait untuk mencarikan solusi. Intinya, kami ingin memastikan tidak ada anak Tulungagung yang kehilangan haknya untuk belajar," tegas Rahadian.
Program kejar paket melalui PKBM menjadi solusi yang ditawarkan Disdik Tulungagung. Sistem belajar yang fleksibel memungkinkan anak-anak yang sudah bekerja untuk tetap melanjutkan pendidikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi pendidikan di Tulungagung.
Kerjasama dengan pemerintah desa sangat penting dalam mengidentifikasi anak-anak putus sekolah dan memberikan bantuan yang tepat sasaran. Pemerintah desa diharapkan dapat memberikan informasi akurat mengenai anak-anak yang membutuhkan bantuan akses pendidikan.
Selain itu, peran sekolah juga krusial dalam mencegah anak putus sekolah. Sekolah diharapkan dapat memberikan konseling dan dukungan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau masalah lain yang berpotensi menyebabkan putus sekolah.
Strategi Jangka Panjang Pemkab Tulungagung
Langkah Disdik Tulungagung ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Tulungagung untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut. Peningkatan rata-rata lama sekolah menjadi salah satu target utama. Dengan mengurangi angka putus sekolah, diharapkan kualitas sumber daya manusia di Tulungagung dapat meningkat di masa depan.
Upaya ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari berbagai pihak. Dukungan dari masyarakat, swasta, dan pemerintah pusat sangat penting untuk keberhasilan program ini. Semoga dengan adanya tim khusus ini, permasalahan anak putus sekolah di Tulungagung dapat teratasi dengan baik.
Pembentukan tim khusus ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani masalah putus sekolah. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh anak Indonesia.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan angka putus sekolah di Tulungagung dapat ditekan dan tercipta generasi muda yang cerdas dan berpendidikan.