Dispar Bali Larang Penggunaan Nama 'Nyepi' dalam Paket Wisata
Dinas Pariwisata Bali meminta pelaku usaha pariwisata untuk tidak menggunakan nama Hari Suci Nyepi dalam paket wisata guna menghormati umat Hindu yang menjalankan tapa brata penyepian.

Denpasar, 24 Maret 2024 - Dinas Pariwisata (Dispar) Bali mengeluarkan imbauan resmi kepada pelaku usaha pariwisata, khususnya hotel dan penginapan, agar tidak menggunakan nama Hari Suci Nyepi dalam paket wisata yang ditawarkan. Imbauan ini dikeluarkan sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Hindu di Bali yang menjalankan tapa brata penyepian selama Hari Suci Nyepi.
Kepala Dispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, menegaskan pentingnya menghormati pelaksanaan ibadah umat Hindu. "Kita harus menghormati masyarakat Bali yang beragama Hindu untuk melakukan tapa brata penyepian, jadi agar nama Nyepi tidak dijual," tegasnya dalam pernyataan di Denpasar, Bali, Senin.
Hari Suci Nyepi tahun 2025 jatuh pada Sabtu, 29 Maret, pukul 06.00 WITA hingga 06.00 WITA keesokan harinya. Rangkaian acara Nyepi, seperti pawai ogoh-ogoh pada 28 Maret, kerap menjadi daya tarik wisatawan. Namun, Dispar Bali menekankan pentingnya menjaga kesakralan hari raya tersebut.
Imbauan Dispar Bali: Promosikan Pariwisata Bali Tanpa Menjual Nama Nyepi
Tjok Bagus Pemayun menjelaskan bahwa pelaku usaha pariwisata tetap diperbolehkan untuk menarik wisatawan, tetapi dengan menggunakan nama lain dalam paket wisata yang ditawarkan. Nama Nyepi tidak boleh dikaitkan dengan kegiatan komersial yang berpotensi mengurangi kesakralan hari raya tersebut.
“Boleh saja (menggaet wisatawan) tapi jangan pakai bahasa Nyepi dalam artian dikemas bahwa ini menyambut libur panjang Bali, silahkan menginap di Bali,” ujarnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara promosi pariwisata dan penghormatan terhadap tradisi keagamaan masyarakat Bali.
Tahun ini, libur Nyepi bertepatan dengan libur panjang Idul Fitri, sehingga Dispar Bali memprediksi akan terjadi peningkatan jumlah wisatawan. Namun, promosi pariwisata harus tetap sensitif dan menghormati nilai-nilai budaya dan keagamaan setempat.
Kunjungan Wisatawan dan Antisipasi Libur Panjang
Meskipun kunjungan wisatawan di awal tahun 2025 diprediksi tidak sebanyak musim liburan, Dispar Bali tetap optimistis. Data kunjungan wisatawan menunjukkan angka 1.013.700 kunjungan wisatawan mancanegara dan 902.688 wisatawan domestik pada tahun ini.
Tjok Pemayun memprediksi peningkatan kunjungan wisatawan akan dimulai tujuh hari sebelum Idul Fitri. Pihaknya akan terus memantau pergerakan wisatawan dan memastikan kesiapan sektor pariwisata dalam menyambut lonjakan kunjungan tersebut. "Biasanya 7 hari sebelum lebaran wisatawan nusantara sudah mulai (datang) ini kan sudah 7 hari jadi masih terus dimonitor pergerakannya,” katanya.
Pemerintah daerah juga optimistis karena harga tiket pesawat dalam negeri yang lebih terjangkau dan dibukanya jalan Tol Probolinggo akan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan.
Dengan demikian, strategi promosi pariwisata Bali harus tetap fokus pada keindahan alam, budaya, dan keramahan masyarakat Bali, tanpa harus mengkomersialkan nama Hari Suci Nyepi. Hal ini penting untuk menjaga harmoni antara sektor pariwisata dan nilai-nilai kearifan lokal.