Dompu NTB Waspada: IPH Melonjak, Harga Cabai Tembus Rp65 Ribu!
Kabupaten Dompu, NTB, menghadapi lonjakan IPH akibat harga cabai dan pisang yang melambung, menempati peringkat keenam nasional. Pemerintah daerah berupaya menstabilkan harga jelang Ramadhan.

Apa, Siapa, Di Mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Kabupaten Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah menghadapi tantangan serius akibat kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) yang signifikan. Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, pada Selasa, 25 Februari 2025 di Mataram, NTB, mengungkapkan bahwa Dompu menduduki peringkat keenam nasional dalam hal kenaikan IPH. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh melonjaknya harga cabai dan pisang. Hal ini terjadi karena ketergantungan Dompu pada pasokan dari Pulau Lombok, yang mengakibatkan harga komoditas tersebut menjadi tinggi di pasaran lokal.
Kenaikan IPH di Dompu mencapai 1,58 persen pada pekan ketiga Februari 2025. Kondisi ini terjadi di tengah delapan provinsi lain yang juga mengalami kenaikan IPH, sementara 30 provinsi lainnya justru mengalami penurunan. Komoditas utama penyumbang kenaikan IPH secara nasional adalah cabai merah, cabai rawit, dan beras. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran menjelang bulan Ramadhan, di mana kebutuhan akan komoditas pangan meningkat tajam.
Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perdagangan telah meminta Pemerintah Kabupaten Dompu untuk segera mencermati dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini. Lonjakan harga cabai di Dompu bahkan mencapai Rp65.000 per kilogram, sementara di daerah lain yang bukan penghasil cabai, harga justru lebih terjangkau. Fenomena ini menunjukkan adanya distorsi pasar yang perlu ditangani secara serius.
Kenaikan IPH di Dompu: Ancaman Jelang Ramadhan
Lonjakan harga cabai dan pisang di Kabupaten Dompu menjadi faktor utama kenaikan IPH. Ketergantungan pada pasokan dari Pulau Lombok membuat harga di pasaran lokal menjadi tidak kompetitif. "IPH tertinggi adalah Dompu, itu dipengaruhi cabai dan pisang," jelas Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa Dompu bukanlah daerah penghasil cabai utama, sehingga harga jual di pasaran lokal cenderung tinggi.
Pemerintah daerah menyadari dampak negatif dari kenaikan IPH ini, terutama menjelang bulan Ramadhan. Tingginya harga bahan pokok dapat membebani masyarakat dan berpotensi menimbulkan gejolak sosial. Oleh karena itu, upaya untuk menstabilkan harga menjadi prioritas utama.
Salah satu langkah yang tengah dilakukan adalah menggelar operasi pasar murah di berbagai desa di Kabupaten Dompu. Operasi pasar murah diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau. Upaya lain yang perlu dipertimbangkan adalah peningkatan produksi lokal cabai dan pisang di Dompu untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Strategi Penanganan Kenaikan Harga Cabai
Pemerintah Provinsi NTB mengakui adanya distorsi pasar yang menyebabkan harga cabai di daerah penghasil justru lebih mahal dibandingkan daerah lain. "Kita terkena hukum pasar karena di luar berani dibayar mahal, akhirnya petani menjual di kita (konsumen lokal) agak mahal," ungkap Baiq Nelly Yuniarti. Pernyataan ini menunjukkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, di mana faktor ekonomi pasar global juga turut berperan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan strategi yang terintegrasi. Selain operasi pasar murah, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi distribusi dan menekan biaya transportasi. Peningkatan produksi lokal juga menjadi kunci jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Pemerintah juga perlu mempertimbangkan kebijakan yang dapat melindungi petani lokal dan memastikan harga jual yang adil. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan koperasi petani dan pengembangan sistem pemasaran yang lebih terstruktur.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya diversifikasi konsumsi pangan juga perlu dilakukan. Dengan mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu, masyarakat dapat lebih tahan terhadap fluktuasi harga di pasar.
Pemerintah Kabupaten Dompu perlu segera mengambil langkah konkrit untuk mengatasi kenaikan IPH ini. Kerjasama yang erat antara pemerintah daerah, petani, dan pedagang sangat penting untuk menciptakan stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadhan.