Petani NTB Diminta Cermati Stok Cabai, Harga Melonjak Tajam!
Harga cabai di NTB melambung tinggi akibat permintaan luar daerah; Dinas Perdagangan NTB meminta petani untuk memprioritaskan pasokan lokal.

Kenaikan harga cabai di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menjadi perhatian serius. Dinas Perdagangan NTB melaporkan lonjakan harga yang signifikan, terutama cabai rawit merah, yang mencapai Rp120.000 per kilogram di pasar tradisional Mataram pada 27 Februari 2025. Situasi ini disebabkan oleh tingginya permintaan cabai dari luar daerah yang mengakibatkan menipisnya stok di pasar lokal. Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, menjelaskan bahwa mekanisme pasar menyebabkan petani lebih tertarik menjual cabai ke luar daerah dengan harga yang lebih tinggi.
Lonjakan harga cabai ini berdampak langsung pada masyarakat NTB. Data indeks perkembangan harga rata-rata kebutuhan pokok yang dirilis Dinas Perdagangan NTB periode 21-26 Februari 2025 menunjukkan kenaikan signifikan. Cabai rawit merah mengalami kenaikan harga paling drastis, yaitu 28,36 persen, dari Rp66.233 menjadi Rp85.017 per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada cabai merah keriting (8,57 persen), sementara cabai merah besar dan cabai rawit hijau mengalami kenaikan yang relatif lebih kecil.
Pemerintah Provinsi NTB berupaya mengatasi permasalahan ini. Langkah-langkah yang telah diambil termasuk operasi pasar murah yang bekerja sama dengan Bank Indonesia. Operasi pasar ini bertujuan untuk menyediakan cabai dengan harga di bawah harga pasar, sehingga dapat meringankan beban masyarakat. Namun, keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada ketersediaan pasokan cabai di tingkat petani.
Imbauan kepada Petani NTB
Menanggapi situasi ini, Dinas Perdagangan NTB mengimbau para petani untuk lebih cermat dalam memperhatikan ketersediaan cabai di daerah. "Namanya, hukum dagang di mana orang berani bayar mahal, petani pasti jual ke sana. Kami sudah mengingatkan petani untuk melihat stok daerah, jangan (menjual) hanya keluar semua," ujar Baiq Nelly Yuniarti. Imbauan ini bertujuan agar petani memprioritaskan pasokan cabai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTB terlebih dahulu, sebelum menjual ke luar daerah.
Langkah ini dinilai penting untuk menstabilkan harga cabai di pasar lokal dan mencegah dampak negatif terhadap daya beli masyarakat. Dengan memastikan ketersediaan cabai di pasar lokal, diharapkan harga cabai dapat ditekan dan lebih terjangkau bagi masyarakat NTB.
Pemerintah juga berharap petani dapat menjual cabai dengan harga yang mendekati harga yang terjangkau bagi masyarakat. Kerja sama dan kesadaran dari para petani sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ini.
Data Kenaikan Harga Cabai di NTB (21-26 Februari 2025)
- Cabai Rawit Merah: Naik 28,36 persen (dari Rp66.233 menjadi Rp85.017 per kilogram)
- Cabai Merah Keriting: Naik 8,57 persen (dari Rp61.600 menjadi Rp66.883 per kilogram)
- Cabai Merah Besar: Naik relatif stabil (dari Rp66.233 menjadi Rp67.417 per kilogram)
- Cabai Rawit Hijau: Naik (dari Rp29.517 menjadi Rp32.600 per kilogram)
Harga di Pasar Tradisional Kebon Roek, Mataram (27 Februari 2025):
- Cabai Rawit Merah: Rp120.000 per kilogram
- Cabai Merah Keriting: Rp75.000 per kilogram
Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perdagangan terus berupaya untuk menstabilkan harga cabai dan memastikan ketersediaan pasokan di pasar lokal. Kerja sama dengan Bank Indonesia dalam pelaksanaan operasi pasar murah menjadi salah satu strategi kunci dalam upaya ini. Namun, peran aktif petani dalam memperhatikan stok cabai di daerah juga sangat krusial untuk keberhasilan program tersebut.