Harga Cabai di Mataram Masih Tinggi, Disdag Turun Survei!
Dinas Perdagangan Kota Mataram melakukan survei pasar untuk mencari penyebab harga cabai rawit yang masih tinggi, bahkan mencapai Rp100.000/kg setelah Lebaran.

Harga cabai rawit di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih tinggi hingga sepuluh hari setelah Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025. Hal ini mendorong Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram untuk melakukan survei lapangan guna mengungkap penyebabnya. Survei dilakukan di sejumlah pasar tradisional, termasuk Pasar Kebon Roek, pada Kamis, 10 April 2025.
Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting Disdag Kota Mataram, Sri Wahyunida, mengungkapkan bahwa harga cabai lokal di Pasar Kebon Roek mencapai Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga cabai pada operasi pasar murah (OPM) sebelum Lebaran, yang berkisar antara Rp60.000 hingga Rp65.000 per kilogram. Kondisi ini cukup mengejutkan karena biasanya harga cabai akan turun setelah Lebaran dan Lebaran Ketupat.
Pihak Disdag Kota Mataram pun turun langsung ke lapangan untuk menyelidiki penyebab tingginya harga cabai. Dari hasil penelusuran, ditemukan bahwa terbatasnya stok dan belum masuknya cabai dari luar daerah menjadi faktor utama.
Penyebab Kenaikan Harga Cabai Rawit
Berdasarkan informasi dari para pedagang, keterbatasan stok cabai rawit lokal menjadi penyebab utama tingginya harga. Selain itu, belum masuknya pasokan cabai dari luar daerah juga turut berkontribusi signifikan terhadap kenaikan harga. Sri Wahyunida menilai, hal ini perlu segera ditangani untuk mencegah potensi inflasi.
Disdag Kota Mataram akan menyelidiki lebih lanjut penyebab terhambatnya pasokan cabai dari luar daerah. Apakah hal ini disebabkan oleh kendala arus balik pasca Lebaran atau faktor lainnya. Jika memang transportasi menjadi kendala, koordinasi dengan pemerintah Provinsi NTB akan segera dilakukan untuk mencari solusi cepat dan tepat.
"Jika kondisi ini dibiarkan, bisa memicu inflasi," tegas Sri Wahyunida. Oleh karena itu, langkah cepat dan konkret perlu diambil untuk mengatasi permasalahan ini.
Harga Kebutuhan Pokok Lainnya
Berbeda dengan cabai rawit, harga kebutuhan pokok lainnya di pasar tradisional Kota Mataram cenderung stabil bahkan mengalami penurunan. Sebagai contoh, harga tomat turun dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram, bawang merah dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram, dan Minyakita kini dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp15.700 per liter.
Harga daging ayam juga turun dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogram, sementara daging sapi turun dari Rp120.000 per kilogram menjadi Rp110.000 per kilogram. Harga telur relatif stabil di angka Rp55.000 per tray. Sedangkan harga beras medium, premium, dan beras SPHP Bulog juga relatif stabil.
Harga gula pasir curah dan kemasan, serta minyak goreng curah juga tetap stabil. "Alhamdulillah, harga berbagai kebutuhan pokok lain mulai stabil," ungkap Sri Wahyunida.
Antisipasi Inflasi
Jika harga cabai rawit masih tinggi hingga pekan depan, Disdag Kota Mataram berencana menggelar operasi pasar murah (OPM) untuk menstabilkan harga dan mencegah inflasi. OPM ini akan melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan keberhasilannya. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan menjaga stabilitas harga di pasaran.
"OPM dihajatkan untuk menstabilkan harga dan antisipasi terjadinya inflasi," pungkas Sri Wahyunida.