Dosen Undana Luncurkan Ensiklopedia dan Film Dokumenter Budaya Sumba
Paulina Kosat, dosen FKIP Undana, meluncurkan buku ensiklopedia "Kembaliku ke Uma Bokolo" dan film dokumenter tentang budaya Kodi di Sumba, untuk melestarikan bahasa dan budaya lokal dari ancaman kepunahan.

Seorang dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Paulina M. Y. Kosat, S.Pd.,M.Hum., telah meluncurkan karya terbaru berupa buku ensiklopedia dan film dokumenter yang mengangkat kekayaan budaya Suku Kodi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peluncuran ini berlangsung di Kupang pada Senin lalu.
Kedua karya tersebut secara khusus memfokuskan perhatian pada rumah adat Sumba, yang dikenal sebagai Uma Bokolo. Buku dan film dokumenter ini mengeksplorasi Uma Bokolo dari tiga perspektif utama: budaya, bahasa, dan lingkungan. Paulina menjelaskan bahwa ketiga aspek ini saling terkait erat dan membentuk identitas budaya Suku Kodi.
Buku ensiklopedia yang berjudul "Kembaliku ke Uma Bokolo" memiliki tujuan mulia, yaitu untuk membangkitkan kembali kecintaan generasi muda Kodi, dan masyarakat Kodi pada umumnya, terhadap bahasa, budaya, adat istiadat, tradisi, dan kebiasaan hidup leluhur mereka yang terancam tergerus oleh perkembangan zaman. Paulina tergerak untuk menciptakan karya ini karena prihatin atas semakin populernya budaya luar dibandingkan budaya lokal, serta ancaman kepunahan bahasa dan budaya Kodi.
Melestarikan Budaya Lokal Kodi melalui Karya Inovatif
Paulina, yang juga merupakan dosen Program Studi Ilmu Pendidikan dan Bahasa Indonesia, berharap agar buku dan film dokumenter ini dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan budaya lokal Kodi. Ia juga berharap karya ini dapat digunakan sebagai materi pengantar muatan lokal di sekolah-sekolah dan menginspirasi orang lain untuk menciptakan karya serupa demi pelestarian budaya lokal.
Dalam sesi diskusi yang diadakan bersamaan dengan peluncuran, Dr. Marselus Robot, akademisi Undana, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap karya Paulina. Ia menyebut karya ini sebagai cara baru dan segar dalam mentransmisikan budaya lokal kepada generasi muda secara intelektual. Dr. Robot menggarisbawahi kreativitas dan adaptasi teknologi yang ditunjukkan dalam karya ini, sehingga nilai-nilai budaya dapat diakses melalui media yang populer di kalangan generasi muda.
Ia juga menekankan bahwa karya ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya pelestarian budaya lokal dan menjadi inspirasi bagi dosen muda lainnya untuk lebih kreatif dalam melakukan riset dan publikasi karya yang mampu menjangkau khalayak luas, terutama generasi muda. "Karya ini merupakan cara alih wahana yang kreatif dan adaptif dengan teknologi terkini, sehingga nilai-nilai budaya bisa masuk melalui medium yang populer di kalangan generasi muda," kata Dr. Marselus Robot.
Film Dokumenter “Inggi Kaliuda”
Selain peluncuran karya Paulina, acara tersebut juga menampilkan diseminasi dan diskusi film dokumenter berjudul “Inggi Kaliuda” karya Emilianus U. K. Patar dari Komunitas Film Kupang. Baik buku ensiklopedia maupun film dokumenter ini merupakan bagian dari proyek kategori penciptaan karya kreatif inovatif yang didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Dana Indonesiana.
Kedua karya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pelestarian budaya lokal Sumba, khususnya budaya Suku Kodi. Dengan pendekatan yang inovatif dan kreatif, diharapkan generasi muda dapat lebih terhubung dan terlibat dalam menjaga warisan budaya leluhur mereka.
Inisiatif ini juga menunjukkan pentingnya peran akademisi dalam melestarikan budaya lokal melalui riset dan publikasi yang inovatif dan mampu menjangkau khalayak luas. Semoga karya-karya ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian budaya Indonesia.