DPR Temukan Iklan Judi Online Masih Bertebaran di Medsos
Komisi I DPR RI masih menemukan iklan judi online di media sosial meskipun pemerintah telah menghapus jutaan konten serupa; diperlukan kreativitas dan ketekunan untuk membongkar jaringan dan aliran dana judi online.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, mengungkapkan fakta mengejutkan: iklan judi online masih mudah ditemukan di berbagai platform media sosial. Baik berupa logo maupun tautan menuju situs judi online, iklan-iklan ini masih bertebaran, meskipun pemerintah telah menghapus jutaan konten sejenis.
Menurut Dave, upaya pemerintah seakan melawan arus deras. Penghapusan masif konten judi online bagaikan pepatah 'mati satu, tumbuh seribu'. Ia menuturkan, "Saya sendiri sering melihatnya di reels Instagram, Facebook, YouTube, TikTok, dan platform lain," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (22/1).
Perang melawan judi online membutuhkan strategi baru
Situasi ini menuntut kreativitas dan ketekunan ekstra dari pemerintah. Tidak cukup hanya menghapus konten, pemerintah perlu membongkar jaringan di balik bisnis judi online dan melacak aliran dananya. Dave menekankan perlunya investigasi mendalam, "Dari mana uang itu bergulir, ke mana uang itu mengalir, sehingga sumber-sumbernya benar-benar ditemukan," tegasnya.
Kerjasama antar lembaga untuk memberantas judi online
Komisi I DPR RI telah menggelar rapat dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara untuk membahas Panitia Kerja (Panja) Judi Online. Rapat tersebut menghasilkan beberapa masukan untuk penyempurnaan sistem pemberantasan judi online.
Masalah judi online mendapat sorotan serius dari masyarakat. Pemberantasannya sejalan dengan arahan Presiden untuk menyelesaikan masalah sosial ini. Dave menambahkan, "Ini tanggung jawab kita bersama untuk menunjukkan progres nyata dan membebaskan masyarakat dari jeratan judi online," tutupnya.
Kesimpulannya, peredaran iklan judi online di media sosial masih menjadi masalah serius. Kerja sama antar lembaga dan strategi baru diperlukan untuk membongkar jaringan, melacak aliran dana, dan menghentikan penyebaran iklan judi online secara efektif.