Dukungan Penuh Wali Kota Kupang: Langkah Maju Wujudkan Pusat Layanan Autis Inklusif, Gereja Turut Berperan Aktif
Wali Kota Kupang menyatakan dukungan penuh terhadap pendirian Pusat Layanan Autis, menandai kolaborasi strategis pemerintah dan gereja demi kota inklusif. Bagaimana implementasinya?

Wali Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dr. Christian Widodo, secara tegas menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif pendirian Pusat Layanan Autis. Langkah ini menjadi representasi nyata dari komitmen pemerintah kota dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dukungan tersebut bukan sekadar pernyataan, melainkan sebuah babak baru dalam kolaborasi strategis antara pemerintah dan institusi keagamaan, khususnya gereja. Sinergi ini bertujuan untuk menyediakan layanan yang komprehensif dan inklusif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, khususnya autisme, di Kota Kupang.
Inisiatif ini muncul dari kegiatan bimbingan teknis Pola Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus yang digagas oleh Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Difabel GMIT Paulus bersama Badan Hari Raya Gerejawi (BHRG). Pendirian Pusat Layanan Autis diharapkan dapat memberikan hak yang sama bagi anak-anak autis untuk tumbuh dan berkembang, serta meringankan beban orang tua dalam penanganan mereka.
Sinergi Pemerintah dan Gereja: Wujudkan Kota Inklusif
Wali Kota Christian Widodo menegaskan bahwa pemerintah siap bergandengan tangan dengan pihak gereja untuk merealisasikan Pusat Layanan Autis. Beliau telah meminta panitia untuk segera menyusun proposal, menandakan keseriusan dalam upaya kolaboratif ini.
“Saya sudah sampaikan kepada ketua panitia, silakan buat proposalnya. Kita jalan bersama ke kementerian, kita ketuk satu per satu pintu, untuk anak-anak autis kita. Mereka juga punya hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Christian Widodo.
Christian juga menekankan bahwa penanganan anak-anak autis adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya orang tua. Masyarakat perlu memiliki pemahaman dan cara penanganan yang tepat, seperti layaknya bantuan hidup dasar untuk kondisi darurat. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang harus diemban bersama.
Peran Gereja dan Harapan Orang Tua dalam Layanan Autis
Ketua Majelis Klasis Kota Kupang, Pdt. Delviana Poyck–Snae, menyambut baik dukungan Wali Kota Kupang. Beliau menyatakan kesiapan gereja untuk berkolaborasi dalam mewujudkan fasilitas yang layak bagi saudara-saudara berkebutuhan khusus. GMIT Paulus sendiri merupakan satu-satunya jemaat di Kota Kupang yang telah memiliki UPP difabel secara khusus.
Pdt. Delviana menegaskan bahwa pelayanan terhadap difabel bukan hanya sekadar belas kasih, melainkan harus menyediakan ruang nyata bagi mereka. Tujuannya agar individu difabel dapat menjadi subjek aktif dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
Rasa syukur dan kelegaan juga diungkapkan oleh Ketua Panitia sekaligus pengurus BHRG, Aki Kala. Dukungan nyata dari Wali Kota dan pihak gereja memberikan kekuatan bagi para orang tua anak berkebutuhan khusus. “Hari ini kami tidak merasa sendiri. Kami tahu, ada pemimpin yang memberi hati untuk perjuangan kami orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus,” pungkasnya.