Efisiensi Anggaran, Pemkab Pati Rasionaliasi Pegawai Non-ASN RSUD RAA Soewondo
Pemkab Pati melakukan rasionalisasi pegawai non-ASN di RSUD RAA Soewondo Pati untuk efisiensi anggaran dan peningkatan kualitas pelayanan, di tengah kondisi keuangan rumah sakit yang memprihatinkan.

Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengambil langkah efisiensi anggaran dengan merasionalisasi jumlah pegawai non-Aparatur Sipil Negara (ASN) di RSUD RAA Soewondo Pati. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut yang tengah menghadapi kendala keuangan yang cukup serius. Langkah ini diambil setelah Bupati Pati, Sudewo, menilai jumlah pegawai yang mencapai 500 orang dinilai terlalu banyak dan perlu dilakukan pengurangan hingga sekitar 200 orang.
Kondisi keuangan RSUD RAA Soewondo Pati yang memprihatinkan menjadi alasan utama rasionalisasi ini. Meskipun gaji pegawai non-ASN ditanggung oleh RSUD melalui sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), beban pengeluaran pegawai yang besar tetap membebani keuangan rumah sakit. Minimnya pendapatan rumah sakit berdampak langsung pada kualitas pelayanan, seperti kerusakan sejumlah ruang operasi dan minimnya fasilitas penunjang kenyamanan pasien.
"Jumlah pegawai di RSUD RAA Soewondo Pati ini sangat berlebih, karena ada sekitar 500-an. Tentunya cukup hanya dengan 200-an pegawai," kata Bupati Pati Sudewo di Pati, Jumat. Kondisi ini memaksa pihak rumah sakit untuk mengambil langkah-langkah penghematan yang signifikan, termasuk mengurangi jumlah pegawai non-ASN.
Rasionalisasi Pegawai demi Pelayanan Prima
Bupati Sudewo menjelaskan bahwa rasionalisasi pegawai bukan semata-mata untuk penghematan, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kondisi rumah sakit saat ini menunjukkan adanya kekurangan dalam berbagai hal, seperti kerusakan ruang operasi dan kurangnya fasilitas penunjang kenyamanan pasien. "Pendapatan rumah sakit yang minim bahkan berdampak pada pelayanan yang kurang baik. Misal, ada 10 ruang operasi tujuh di antaranya 'off' karena rusak akibat tidak ada uang untuk memperbaiki," ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati juga menyebutkan bahwa minimnya anggaran juga berdampak pada fasilitas penunjang kenyamanan pasien, seperti kamar pasien dan ruang tunggu yang pengap karena AC tidak berfungsi atau sengaja dimatikan. "Untuk membuat gedung rawat inap dan poliklinik baru pun tidak bisa karena tidak ada uangnya," imbuhnya. Dengan demikian, efisiensi anggaran diharapkan dapat memperbaiki kondisi tersebut dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Proses pengurangan pegawai non-ASN di RSUD RAA Soewondo Pati akan dilakukan secara selektif dan terukur. Seleksi kompetensi atau ujian akan menjadi metode yang digunakan untuk memastikan bahwa pegawai yang tersisa memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja di rumah sakit.
Sistem Seleksi Kompetensi untuk Pegawai yang Tersisa
Pemkab Pati berkomitmen untuk melakukan rasionalisasi pegawai non-ASN di RSUD RAA Soewondo Pati secara transparan dan adil. Sistem seleksi kompetensi yang akan diterapkan bertujuan untuk memilih pegawai yang benar-benar berkompeten dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dengan demikian, pengurangan jumlah pegawai diharapkan tidak akan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Melalui proses seleksi yang ketat, diharapkan RSUD RAA Soewondo Pati dapat memiliki tim yang lebih efisien dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Pegawai yang terpilih diharapkan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Pati untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di sektor kesehatan.
Dengan adanya rasionalisasi ini, diharapkan RSUD RAA Soewondo Pati dapat mengalokasikan anggaran yang lebih efektif untuk perawatan dan perbaikan fasilitas, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih prima kepada masyarakat Pati. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit dan meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan.
Proses rasionalisasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi UPT lain di Kabupaten Pati untuk melakukan efisiensi anggaran dan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan efektif, diharapkan pelayanan publik di Kabupaten Pati dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Langkah rasionalisasi ini menjadi bukti komitmen Pemkab Pati dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tengah keterbatasan anggaran. Harapannya, dengan jumlah pegawai yang lebih efisien dan efektif, RSUD RAA Soewondo Pati dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau bagi masyarakat Pati.