Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
logo
LIVE
  • Auto
  • Dark Mode
  • Light Mode
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Lainnya
    • Ngakak
    • Merdeka
LIVE
  • Auto
  • Dark Mode
  • Light Mode
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Lainnya
HEADLINE HARI INI
  1. Hot News

Eks Dirjen Kemenhub Didakwa Terima Rp2,6 Miliar dalam Kasus Korupsi KAI

Mantan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, didakwa menerima suap Rp2,6 miliar terkait proyek kereta api Besitang-Langsa yang merugikan negara Rp1,16 triliun.

Senin, 17 Mar 2025 21:20:00
#planetantara
Copied!
Eks Dirjen Kemenhub Didakwa Terima Rp2,6 Miliar dalam Kasus Korupsi KAI
Mantan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Prasetyo Boeditjahjono, didakwa menerima suap Rp2,6 miliar terkait proyek kereta api Besitang-Langsa yang merugikan negara Rp1,16 triliun. (©© 2025 Antaranews)
ADVERTISEMENT

Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) periode 2016—2017, Prasetyo Boeditjahjono, didakwa menerima suap sebesar Rp2,6 miliar terkait kasus korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan bahwa uang tersebut diterima dari berbagai pihak, dan kasus ini mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp1,16 triliun. Sidang pembacaan surat dakwaan digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin.

Uang suap tersebut diterima Prasetyo melalui dua jalur. Sebesar Rp1,4 miliar diterima melalui sopirnya dari Andreas Kertopati Handoko, penerima manfaat dari PT Wahana Tunggal Jaya. Sementara itu, Rp1,2 miliar diterima melalui ajudannya, Rian Sestianto, dari Akhmad Afif Setiawan, pejabat pembuat komitmen (PPK) Wilayah I pada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara. Perbuatan Prasetyo ini dinilai telah melanggar hukum dan merugikan negara secara signifikan.

Kasus ini bermula dari perintah Prasetyo kepada Nur Setiawan Sidik, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara, untuk mengusulkan proyek kereta api Besitang-Langsa yang dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara-Project Based Sukuk (SBSN-PBS) Tahun Anggaran (TA) 2017. Ironisnya, proyek tersebut diajukan meskipun sejumlah persyaratan penting belum terpenuhi, termasuk hasil peninjauan desain, persetujuan Direktur Prasarana Perkeretaapian, penetapan trase dari Menteri Perhubungan, studi kelayakan, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), dan pembebasan lahan.

Proyek Kereta Api Besitang-Langsa: Pelanggaran dan Pengaturan Lelang

Ketidaklengkapan dokumen proyek yang krusial, seperti kerangka acuan kerja, rencana anggaran biaya, spesifikasi teknis, dan dokumen studi kelayakan, serta ketiadaan proyek tersebut dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) TA 2017, semakin memperkuat dugaan penyimpangan dalam proses pengusulan proyek ini. Nur Setiawan kemudian memecah proyek menjadi 11 paket pekerjaan konstruksi dengan nilai di bawah Rp100 miliar untuk menghindari ketentuan pekerjaan kompleks. Metode pelelangan pasca-kualifikasi pun digunakan, yang diduga dimanipulasi untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Prasetyo, bersama Nur Setiawan, Akhmad Afif, Rieki Meidi Yuwana (Kepala Seksi Prasarana), serta penerima manfaat dari PT Tiga Putra Mandiri Jaya dan PT Mitra Kerja Prasarana (MKP), Freddy Gondowardojo, diduga mengatur pemenang lelang. Mereka melakukan pertemuan dengan calon pemenang dan memberikan informasi terkait metode kerja, serta memasukkan persyaratan dukungan dari perusahaan pemilik Multi Tamping Tier (MTT), yang hanya dapat dipenuhi oleh PT MKP milik Freddy. Hal ini menunjukkan adanya kecurangan dan manipulasi dalam proses lelang.

Sebagai imbalan atas pengaturan lelang tersebut, Prasetyo, Nur Setiawan, Akhmad Afif, Halim Hartono (PPK Pekerjaan Konstruksi periode 2019—2022), dan Rieki menerima uang, barang, dan fasilitas dari Freddy dan Arista Gunawan (Team Leader Tenaga Ahli PT Dardella Yasa Guna). Penerimaan ini menjadi bukti kuat adanya tindak pidana korupsi yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir.

Kerugian Negara dan Dakwaan Hukum

Akibat perbuatan para terdakwa, negara mengalami kerugian sebesar Rp1,16 triliun. JPU mendakwa Prasetyo dengan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dakwaan ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menindak tegas para pelaku korupsi dan mengembalikan kerugian negara.

Kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya pengawasan yang ketat dalam setiap proyek pemerintah, terutama proyek infrastruktur berskala besar. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk mencegah terjadinya korupsi dan memastikan penggunaan anggaran negara secara efektif dan efisien. Proses pengadaan barang dan jasa harus bebas dari intervensi dan manipulasi untuk menghindari kerugian negara yang signifikan.

Sidang kasus ini masih berlanjut, dan publik menantikan perkembangan selanjutnya. Semoga proses hukum berjalan adil dan transparan, serta dapat memberikan efek jera bagi para pelaku korupsi dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.

Share
Copied!

Share

Better experience in portrait mode.
Image Saved!
Berita Terbaru
  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 di Beijing: Dari Guiqiao Hingga Kuliner Nusantara
  • Kukar, Lumbung Padi Kaltim, Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian Topang Pangan IKN: Fakta Produksi Fantastis!
  • UIN Jakarta Usung Kurikulum Berbasis Cinta: Fondasi Generasi Penuh Kasih Sayang dan Toleransi
  • Tahukah Anda? DPRD Ambon Kenalkan Dunia Politik Lewat Program Parlemen Muda untuk Pelajar
  • Maluku Tengah Bangkit: Pemkab Rekonstruksi 12 Rumah Pascakonflik, Libatkan Warga Lokal untuk Pemulihan
  • kejaksaan agung
  • kerugian negara
  • konten ai
  • korupsi kai
  • #planetantara
  • prasetyo boeditjahjono
  • proyek kereta api besitang-langsa
Copied!
Artikel ini ditulis oleh
Redaksi Merdeka
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter
  • Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

ADVERTISEMENT
Topik Populer

Topik Populer

  • Viral
  • Timnas
  • Prabowo Subianto
  • Piala AFF 2024
  • PPN 12 persen
  • Irish Bela
Rekomendasi
  • beijing china

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80 di Beijing: Dari Guiqiao Hingga Kuliner Nusantara

    20 Agu 2025
  • ekonomi kukar

    Kukar, Lumbung Padi Kaltim, Optimalisasi Peran Penyuluh Pertanian Topang Pangan IKN: Fakta Produksi Fantastis!

    20 Agu 2025
  • generasi berkarakter

    UIN Jakarta Usung Kurikulum Berbasis Cinta: Fondasi Generasi Penuh Kasih Sayang dan Toleransi

    20 Agu 2025
  • ambon maju

    Tahukah Anda? DPRD Ambon Kenalkan Dunia Politik Lewat Program Parlemen Muda untuk Pelajar

    20 Agu 2025
  • bupati maluku tengah

    Maluku Tengah Bangkit: Pemkab Rekonstruksi 12 Rumah Pascakonflik, Libatkan Warga Lokal untuk Pemulihan

    20 Agu 2025
ADVERTISEMENT
Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

  • Kurang dari 24 Jam, Polisi Ringkus Terduga Pelaku Premanisme di Tambora Jakarta Barat

    cctv 16 Agu 2025
  • Viral Mengamen hingga Tengah Malam, Dinsos DKI Lakukan Penertiban Pengamen Anak Secara Persuasif

    Dinsos DKI 12 Agu 2025
  • Bikin Heboh! Wakil Menteri Ketenagakerjaan Tampil dengan Kaus One Piece Dukung Buruh Mogok, Simbol Perlawanan Ketidakadilan?

    Bendera Bajak Laut 8 Agu 2025
  • Viral Minta Rp100 Ribu, Juru Parkir Liar Tanah Abang Ditangkap Polisi

    hukum 30 Jul 2025
  • Kurang dari 24 Jam! Polisi Tangkap Dua Pencuri Tas Kereta di Tambora, Korban Rugi Rp10 Juta

    cctv 29 Jul 2025
logo
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap
  • Kapanlagi.com
  • Otosia
  • Liputan6
  • Fimela
  • Bola.net
  • Brilio
  • Bola.com
  • Merdeka
Connect with us

Copyright © 2025 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.