Enam Budaya Lokal Tanjungpinang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Pemerintah Kota Tanjungpinang mengusulkan enam tradisi budaya lokal, termasuk upacara Pijak Tanah Mekah yang hampir punah, untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional tahun 2025.

Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengajukan enam tradisi budaya lokal untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional pada tahun 2025. Usulan ini mencakup berbagai tradisi, mulai dari Astakona hingga upacara Pijak Tanah Mekah yang sarat makna dan hampir punah. Proses pengajuan ini dilakukan sebagai upaya pelestarian warisan budaya Melayu yang berharga bagi Kota Tanjungpinang.
Keenam tradisi budaya yang diusulkan tersebut adalah Astakona, Cara Bekain Perempuan Melayu, Aqikah, Baju Potong Cina, Baju Gunting Pahang, dan yang paling mendesak, Upacara Pijak Tanah Mekah. Upacara Pijak Tanah Mekah, diperkirakan berusia hampir 200 tahun, kini terancam punah karena jarang dilaksanakan. Hal ini mendorong pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah pelestarian agar tradisi bersejarah ini tetap lestari.
Salah satu tokoh masyarakat Melayu Tanjungpinang, Raja Anwar, menceritakan pengalaman terakhir pelaksanaan Upacara Pijak Tanah Mekah pada Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. Ia mengatakan, "Sebelum cucu saya menginjak tanah, saya anjurkan anak saya untuk membawanya ke Masjid Raya Sultan Riau Penyengat guna melaksanakan ritual Pijak Tanah Mekah. Ini warisan budaya yang patut kita jaga." Pernyataan ini menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kelangsungan tradisi leluhur.
Upacara Pijak Tanah Mekah: Tradisi Sakral yang Terancam Punah
Pamong Budaya Madya Disbudpar Tanjungpinang, Syafaruddin, menjelaskan bahwa Pijak Tanah Mekah bukan sekadar tradisi biasa, melainkan upacara sakral yang diyakini membawa keberkahan bagi anak-anak yang menjalaninya. Upacara ini, meskipun biasanya dilakukan pada dua hari raya besar, sebenarnya dapat dilaksanakan kapan saja sesuai kesiapan keluarga. Syafaruddin menekankan pentingnya menghidupkan kembali tradisi ini agar tidak hilang ditelan zaman.
Lebih lanjut, Syafaruddin menjelaskan bahwa upaya pelestarian tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga peran serta masyarakat sangat penting. Dokumentasi yang baik dan pemahaman mendalam tentang makna upacara ini sangat krusial untuk keberlangsungannya. Pemerintah setempat berkomitmen untuk mendukung dan memfasilitasi upaya pelestarian tersebut.
Pemerintah Kota Tanjungpinang menyadari pentingnya dokumentasi yang kuat untuk mendukung pelestarian warisan budaya takbenda. Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen dan kepedulian terhadap warisan budaya Melayu yang telah diwariskan oleh para leluhur. Dengan dokumentasi yang lengkap, diharapkan tradisi-tradisi ini dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi mendatang.
Komitmen Pelestarian Budaya Melayu Tanjungpinang
Kepala Disbudpar Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk terus memperkuat dokumentasi berbagai warisan budaya takbenda yang dimiliki. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam upaya pelestarian budaya lokal. Dokumentasi yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik akan memudahkan upaya pelestarian dan edukasi kepada generasi muda.
Selain dokumentasi, pemerintah juga akan berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya. Upaya ini meliputi pendidikan, sosialisasi, dan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat secara aktif. Dengan demikian, diharapkan tradisi-tradisi tersebut tidak hanya lestari, tetapi juga dipahami dan dihargai oleh generasi penerus.
Langkah-langkah konkret yang akan dilakukan pemerintah meliputi kerja sama dengan berbagai pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta, untuk mendukung pelestarian budaya. Pengembangan program-program edukasi dan wisata budaya juga akan menjadi prioritas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian warisan budaya.
Dengan pengajuan enam budaya lokal ke tingkat nasional, Tanjungpinang berharap agar tradisi-tradisi tersebut mendapatkan pengakuan dan perlindungan yang lebih luas. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pelestarian dan pengembangan budaya Melayu di Tanjungpinang.
Ke depan, upaya pelestarian budaya Melayu di Tanjungpinang akan terus ditingkatkan. Komitmen pemerintah daerah dan peran aktif masyarakat sangat penting untuk memastikan kelangsungan warisan budaya ini untuk generasi mendatang. Melalui berbagai program dan kegiatan, diharapkan budaya Melayu di Tanjungpinang tetap lestari dan dikenal luas.