Bangka Barat Lestarikan Tradisi Lokal untuk Dorong Pariwisata
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat mendukung pelestarian tradisi lokal seperti Pesta Adat Ruwah di Desa Pusuk untuk menarik wisatawan dan memperkuat nilai budaya daerah.
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, serius menggarap potensi wisata lokal dengan cara yang unik: melestarikan tradisi. Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak sektor pariwisata daerah. Inisiatif ini terlihat jelas dalam dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan budaya tradisional, salah satunya adalah Pesta Adat Ruwah di Desa Pusuk yang baru saja digelar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Ali, menjelaskan bahwa berbagai kegiatan pelestarian budaya difasilitasi pemerintah. Tujuannya jelas: menciptakan daya tarik wisata dan menghidupkan kembali tradisi yang hampir terlupakan. Dengan demikian, diharapkan wisatawan akan tertarik untuk mengunjungi Bangka Barat dan merasakan kekayaan budaya yang ada.
Pesta Adat Ruwah Desa Pusuk sendiri menjadi contoh nyata bagaimana tradisi lokal dihidupkan kembali. Acara ini menampilkan berbagai elemen budaya, memperkuat nilai-nilai kebersamaan, kegotongroyongan, dan nilai-nilai keagamaan. Kegiatan ini juga sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur yang telah membangun desa tersebut. Antusiasme warga terlihat jelas dari partisipasi aktif mereka dalam setiap prosesi acara.
Namun, Kepala Desa Pusuk, Hopermen Daus, mengakui adanya penurunan jumlah peserta khataman Al-Quran tahun ini. Ia menduga hal ini disebabkan oleh rasa malu sebagian anak-anak yang baru lulus dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Evaluasi telah dilakukan, dan ke depannya, diharapkan guru-guru TPA dapat hadir untuk meningkatkan partisipasi dan meriahnya acara tersebut.
Lebih dari sekedar Pesta Adat Ruwah, Pemkab Bangka Barat juga aktif mendukung berbagai kegiatan tradisi lainnya. Di bulan Februari 2025, misalnya, ada dukungan untuk tradisi Dodol Bergema di Desa Penyampak, Pesta Adat Perang Ketupat di Kecamatan Tempilang, dan Pawai 3.000 Culok di Kampung Daya Baru Mentok. Sementara di bulan Maret, ada Malam Api Tujuh Likur di Desa Mancung dan Parade Bedug di Kecamatan Kelapa.
Kegiatan-kegiatan ini bukan hanya sekadar acara seremonial. Banyak dari tradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun dan menarik ribuan pengunjung dari luar daerah. Mereka datang untuk bersilaturahmi sekaligus menikmati berbagai atraksi seni dan ritual budaya yang ditampilkan. Hal ini menunjukkan potensi besar tradisi lokal dalam mendukung sektor pariwisata.
Kesimpulannya, strategi Pemkab Bangka Barat dalam mendukung pelestarian tradisi lokal terbukti efektif dalam meningkatkan daya tarik wisata. Dengan memfasilitasi dan mempromosikan berbagai kegiatan budaya, Bangka Barat tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat melalui sektor pariwisata. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi wisata berbasis budaya.