Evaluasi Kinerja Penyuluh Agama Hindu Non-PNS di Bolaang Mongondow
Kemenag Bolmong melakukan evaluasi kinerja 21 penyuluh agama Hindu non-PNS, 17 diantaranya telah lolos seleksi PPPK, sementara sisanya diberi kesempatan kerja paruh waktu dan didorong untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penguasaan teknologi.
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut) baru-baru ini menggelar evaluasi kinerja terhadap 21 penyuluh agama Hindu non-PNS. Evaluasi ini penting untuk memastikan kualitas pelayanan keagamaan dan profesionalisme para penyuluh tetap terjaga.
Kepala Kantor Kemenag Bolmong, Shabri Makmur Bora, menyampaikan kabar baik bagi 17 penyuluh yang telah berhasil lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Beliau mengingatkan pentingnya ketelitian dalam proses pemberkasan agar terhindar dari kesalahan seperti tahun-tahun sebelumnya. "Selamat kepada 17 penyuluh agama Hindu yang telah lulus PPPK. Saya mengingatkan agar pemberkasan dilakukan dengan teliti," ujar Shabri.
Namun, bagi penyuluh yang belum berhasil lolos seleksi PPPK, Kemenag Bolmong tetap memberikan kesempatan. Shabri menjelaskan, "Penyuluh yang belum berhasil tetap memiliki ruang untuk berkontribusi. Kemenag masih membuka peluang kerja paruh waktu pada tahun 2025." Hal ini menunjukkan komitmen Kemenag untuk tetap melibatkan para penyuluh dalam pelayanan keagamaan.
Lebih lanjut, Shabri menekankan pentingnya peningkatan kualitas penyuluh. Regulasi terbaru mensyaratkan penyuluh agama minimal memiliki pendidikan strata 1 (S-1). Selain itu, penyuluh yang lolos PPPK, khususnya yang bertugas di bidang operator layanan dan administrasi, diharapkan mampu menguasai teknologi informasi untuk mendukung pelayanan berbasis elektronik.
Evaluasi ini juga bertujuan untuk memastikan para penyuluh tetap menjalankan tugasnya sebagai pembimbing spiritual dan keagamaan bagi umat Hindu di Bolmong. Shabri menambahkan, "Evaluasi ini untuk memastikan bapak dan ibu tetap melaksanakan tugas memberikan penyuluhan dengan dedikasi tinggi sebagai tokoh yang dipercayai masyarakat." Hal ini menunjukkan pentingnya peran penyuluh dalam kehidupan beragama masyarakat.
Penyelenggara Hindu I Made Wida melaporkan bahwa dari 21 penyuluh yang hadir dalam evaluasi, 17 di antaranya telah mengikuti seleksi PPPK. Data ini memberikan gambaran mengenai partisipasi aktif para penyuluh dalam meningkatkan status kepegawaian mereka.
Secara keseluruhan, evaluasi ini diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan kualitas layanan keagamaan di Kemenag Bolmong. Upaya ini sejalan dengan komitmen Kemenag dalam mendukung pengembangan dan pembinaan umat Hindu di wilayah tersebut. Dengan peningkatan kualitas dan profesionalisme penyuluh, diharapkan pelayanan keagamaan kepada masyarakat dapat lebih optimal.