Kemenag Sulut Perkuat SDM Penyuluh Agama Konghucu
Kemenag Sulut berkomitmen meningkatkan kualitas SDM penyuluh agama Konghucu untuk memberikan pelayanan dan pembinaan yang optimal kepada umat, sejalan dengan pengakuan resmi Konghucu sebagai agama di Indonesia.
![Kemenag Sulut Perkuat SDM Penyuluh Agama Konghucu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/070041.993-kemenag-sulut-perkuat-sdm-penyuluh-agama-konghucu-1.jpeg)
Manado, 11 Februari 2024 - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para penyuluh agama Konghucu. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya memberikan pelayanan dan pembinaan agama yang lebih baik kepada umat Konghucu di Sulut.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulut, Ulyas Taha, menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM penyuluh. "Di Sulut, umat Konghucu mendapatkan perhatian dari Kemenag dengan dibukanya formasi penyuluh pendidikan agama. Kemenag wajib memberikan pelayanan, bukan hanya pembinaan," ujar Ulyas dalam keterangannya di Manado, Senin lalu.
Peningkatan Kualitas Penyuluh Agama Konghucu
Ulyas menjelaskan bahwa pembinaan diberikan kepada seluruh agama, namun pelayanan juga mencakup penyediaan fasilitas prasarana dan sumber daya manusia yang memadai. Sulut menargetkan sembilan penyuluh agama Konghucu, namun hingga saat ini baru tujuh pendaftar yang tercatat. "Kami berharap ke depannya, jumlah penyuluh agama Konghucu akan bertambah dan kualitasnya semakin meningkat, sehingga dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi umat," tambahnya.
Kemenag Sulut menyadari pentingnya peran penyuluh agama dalam kehidupan beragama. Penyuluh agama tidak hanya bertugas memberikan pemahaman keagamaan, tetapi juga menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan umat. Dengan SDM yang berkualitas, diharapkan penyuluh agama dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien.
Apresiasi Perayaan Imlek dan Sejarah Konghucu di Indonesia
Selain fokus pada peningkatan SDM, Kemenag Sulut juga mengapresiasi perayaan Imlek 2576 Kongzili tahun 2025 yang digelar oleh umat Konghucu Indonesia di Sutan Raja Hotel, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, pada Minggu, 9 Februari 2024. Perayaan ini menjadi bukti nyata peran aktif umat Konghucu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ulyas Taha menyampaikan apresiasinya atas kontribusi umat Konghucu. "Pengakuan negara terhadap agama Konghucu menandakan semakin baiknya kehidupan keberagamaan di Indonesia. Ini merupakan harapan dari Gus Dur, Presiden RI yang menetapkan Konghucu sebagai agama resmi," jelasnya. Gus Dur berharap kontribusi masyarakat Konghucu di Indonesia dapat maksimal.
Pengakuan Resmi dan Kebebasan Beragama
Perlu diingat bahwa meskipun sudah ada di Nusantara selama ratusan tahun, pengakuan resmi negara terhadap agama Konghucu baru diberikan pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di tahun 2000. Pengakuan ini tidak hanya memberikan status resmi, tetapi juga memberikan kebebasan bagi masyarakat Konghucu, khususnya keturunan Tionghoa, untuk menjalankan ibadah dan merayakan hari-hari besar keagamaan mereka secara terbuka.
Langkah-langkah yang dilakukan Kemenag Sulut ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menciptakan kerukunan umat beragama dan memberikan ruang yang setara bagi seluruh pemeluk agama di Indonesia. Peningkatan kualitas SDM penyuluh agama Konghucu diharapkan dapat memperkuat pondasi kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Sulawesi Utara.
Ke depannya, Kemenag Sulut berencana untuk terus meningkatkan program pembinaan dan pelatihan bagi para penyuluh agama Konghucu. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa para penyuluh agama memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, diharapkan peran penyuluh agama Konghucu dapat semakin optimal dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kepada umat.