Fakta! 15 RT Terendam, Jakarta Timur Dilanda Banjir Hingga 1 Meter Setelah Hujan Deras
Sebanyak 15 RT di Jakarta Timur terendam banjir hingga 1 meter pada Senin malam. Cari tahu penyebab utama dan wilayah terdampak Banjir Jakarta Timur di sini!

Jakarta Timur dilanda banjir pada Senin malam, 4 Agustus, setelah diguyur hujan deras yang menyebabkan 15 rukun tetangga (RT) dan satu ruas jalan terendam. Ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter hingga mencapai satu meter di beberapa titik. Peristiwa ini menimbulkan dampak signifikan bagi warga di sejumlah kelurahan.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengonfirmasi data tersebut. Menurutnya, curah hujan tinggi yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi pemicu utama genangan air ini. Situasi ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Kenaikan muka air di sejumlah pos pantau, seperti Bendung Katulampa, Pos Pantau Angke Hulu, dan Pos Pantau Sunter Hulu, turut berkontribusi pada meluasnya genangan. Kondisi ini menunjukkan kerentanan wilayah Jakarta terhadap perubahan cuaca ekstrem. Warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Analisis Penyebab Banjir Jakarta Timur
Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Senin menjadi faktor dominan penyebab banjir di Jakarta Timur. Intensitas curah hujan yang tinggi melebihi kapasitas drainase dan daya tampung sungai. Kondisi geografis Jakarta yang rendah juga memperparah genangan akibat limpasan air hujan.
Selain curah hujan, luapan beberapa sungai besar turut memperparah kondisi. Kali Sunter dan Kali Cipinang dilaporkan meluap, menyebabkan genangan di permukiman warga yang berada di bantaran sungai. Fenomena ini sering terjadi saat musim hujan, menunjukkan perlunya penanganan komprehensif terhadap tata kelola air.
BPBD DKI Jakarta mencatat peningkatan status siaga di beberapa pos pantau air. Bendung Katulampa sempat berstatus Waspada/Siaga Tiga pada pukul 16.30 WIB. Sementara itu, Pos Pantau Angke Hulu naik dari Waspada/Siaga Tiga menjadi Bahaya/Siaga Satu pada pukul 19.20 WIB. Pos Pantau Sunter Hulu juga menunjukkan status Waspada/Siaga Tiga pada pukul 15.00 WIB.
Peningkatan muka air di pos-pos pantau ini mengindikasikan volume air yang sangat besar mengalir menuju Jakarta. Kombinasi antara curah hujan lokal yang tinggi dan kiriman air dari hulu menyebabkan sistem drainase kota tidak mampu menampung. Akibatnya, genangan dan banjir tidak dapat dihindari di berbagai titik yang terdampak Banjir Jakarta Timur.
Sebaran Wilayah Terdampak Banjir Jakarta Timur
Data terkini dari BPBD DKI Jakarta hingga pukul 20.00 WIB menunjukkan bahwa 15 RT di enam kelurahan berbeda di Jakarta Timur terdampak banjir. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga mencapai satu meter, tergantung pada karakteristik geografis dan kedekatan dengan sumber luapan air.
Kelurahan Cipinang Muara menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah, di mana dua RT terendam hingga ketinggian 100 cm. Penyebabnya adalah kombinasi curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter. Sementara itu, Kelurahan Cipinang Melayu mencatat jumlah RT terdampak terbanyak, yaitu delapan RT, dengan ketinggian air sekitar 60 cm akibat faktor serupa.
Berikut adalah rincian wilayah yang terendam Banjir Jakarta Timur:
- Kelurahan Pondok Bambu: satu RT, ketinggian 50 cm, disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter.
- Kelurahan Cipinang Muara: dua RT, ketinggian 100 cm, disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter.
- Kelurahan Kampung Tengah: satu RT, ketinggian 30 cm, disebabkan curah hujan tinggi.
- Kelurahan Cipinang Melayu: delapan RT, ketinggian 60 cm, disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter.
- Kelurahan Kebon Pala: dua RT, ketinggian 30 cm, disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Cipinang.
- Kelurahan Makasar: satu RT, ketinggian 30 cm, disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Cipinang.
Selain permukiman warga, satu ruas jalan juga dilaporkan tergenang. Jalan Cipinang Indah di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur, memiliki ketinggian air sekitar 10 cm. Kondisi ini mengganggu aktivitas lalu lintas dan mobilitas warga di area tersebut. Penanganan cepat diperlukan untuk memulihkan kondisi normal setelah Banjir Jakarta Timur.