Fakta di Balik Penghentian Operasi SAR: Pencarian Mahasiswa Hilang di Pantai Puncak Guha Garut Dihentikan Setelah 7 Hari
Operasi pencarian dua mahasiswa hilang di Pantai Puncak Guha Garut resmi dihentikan setelah tujuh hari. Mengapa tim SAR menghentikannya dan bagaimana nasib korban selanjutnya?

Tim Search And Rescue (SAR) gabungan secara resmi menghentikan operasi pencarian dua wisatawan berstatus mahasiswa yang dilaporkan hilang di Pantai Puncak Guha, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penghentian ini dilakukan pada Minggu (27/7) setelah pencarian berlangsung selama satu pekan penuh, terhitung sejak insiden terjadi pada Minggu (20/7) lalu.
Keputusan penghentian operasi ini didasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dalam penanganan kasus orang hilang di perairan. Meskipun pencarian aktif dihentikan, pihak berwenang menegaskan bahwa pemantauan lokasi dan kemungkinan keberadaan korban akan tetap dilanjutkan secara berkala.
Kedua korban yang belum ditemukan adalah Oka Mahbubu Rijal (22) dari Brebes dan Ripan Muhamad Yusup (20) dari Sumedang, keduanya merupakan mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (Ikopin). Mereka terseret arus ombak saat berenang di pantai tersebut, memicu upaya pencarian besar-besaran yang melibatkan berbagai unsur.
Batas Waktu Operasi SAR dan Upaya Maksimal
Kepala Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Garut, Iptu Aep Saprudin, menjelaskan bahwa penghentian operasi SAR ini telah sesuai dengan prosedur. "Karena kita sudah melaksanakan operasi SAR selama tujuh hari, sesuai standar operasional prosedur (SOP), tujuh hari itu operasi SAR ditutup," ujarnya di Garut, Minggu (27/7).
Tim gabungan telah mengerahkan segala upaya dan metode pencarian secara maksimal. Upaya ini mencakup penggunaan peralatan vertical rescue, observasi visual pesisir pantai menggunakan pesawat tanpa awak, serta penyisiran area pantai dengan perahu.
Pelaksana Harian Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung, Mamang Fatmono, menambahkan bahwa seluruh unsur SAR telah bekerja keras. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, segala cara, segala metode juga sudah dilaksanakan," kata Mamang Fatmono, meskipun hasilnya belum membuahkan penemuan korban dalam operasi pencarian mahasiswa hilang ini.
Identitas Korban dan Kronologi Insiden di Pantai Puncak Guha
Dua mahasiswa yang menjadi korban dalam insiden ini adalah Oka Mahbubu Rijal, pria berusia 22 tahun asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dan Ripan Muhamad Yusup, pria berusia 20 tahun asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Keduanya tercatat sebagai mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (Ikopin).
Insiden nahas ini terjadi pada Minggu, 20 Juli lalu, ketika kedua korban bersama satu orang rekannya berenang di Pantai Puncak Guha, Kecamatan Bungbulang, Garut. Mereka tiba-tiba terseret arus ombak yang kuat, menyebabkan ketiganya terbawa ke tengah laut.
Beruntung, satu dari tiga wisatawan tersebut berhasil diselamatkan dan segera dilarikan ke Puskesmas Caringin untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, Oka dan Ripan tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan hilang sejak saat itu, memicu operasi pencarian mahasiswa hilang yang intensif.
Komitmen Pemantauan dan Penerimaan Keluarga Korban
Meskipun operasi pencarian aktif telah dihentikan, Iptu Aep Saprudin memastikan bahwa pemantauan terhadap lokasi hilangnya korban akan terus dilakukan. "Kami dari Satpolairud sama rekan-rekan, relawan, masyarakat setempat terus melakukan pemantauan, barangkali ada tanda-tanda keberadaan dua korban," tegasnya.
Mamang Fatmono juga menegaskan bahwa operasi SAR dapat dibuka kembali sewaktu-waktu. "Seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing-masing dan operasi SAR akan dibuka kembali, jika ada tanda-tanda penemuan korban," jelasnya, memberikan harapan bagi keluarga korban dan masyarakat.
Pihak keluarga korban, setelah melalui proses mediasi dan penjelasan mengenai prosedur standar, telah menerima keputusan penutupan operasi pencarian ini. Penerimaan ini menunjukkan pemahaman keluarga terhadap batasan dan upaya maksimal yang telah dilakukan oleh tim SAR dalam pencarian mahasiswa hilang tersebut.