Fakta EBIFF 2025: Budaya Kaltim Kian Mendunia, Daya Tarik 6 Negara di Gerbang IKN
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur gencar mempromosikan Budaya Kaltim di kancah internasional melalui EBIFF 2025, menarik perhatian 6 negara dan memperkuat citra sebagai gerbang IKN.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) gencar menonjolkan kekayaan budayanya di kancah internasional. Ini adalah strategi untuk memperkuat citra daerah sebagai gerbang utama Ibu Kota Nusantara (IKN). Kaltim berupaya menunjukkan identitasnya kepada dunia melalui ajang global.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud, menegaskan bahwa ragam budaya lokal adalah aset berharga. Ini meliputi tarian, seni ukir Dayak, musik tradisional, hingga kuliner khas. Aset-aset ini terus dipromosikan guna memperkenalkan kearifan "Benua Etam" kepada mancanegara.
East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 menjadi momentum krusial. Festival ini menampilkan kekhasan Kaltim di mata dunia. EBIFF 2025 dihadiri delegasi enam negara dan lima provinsi di Indonesia. Ini menunjukkan antusiasme internasional terhadap Budaya Kaltim.
Memperkenalkan Kekayaan Budaya Kaltim di Kancah Global
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) gencar mempromosikan Budaya Kaltim dalam berbagai ajang internasional. Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud, menyatakan bahwa kekayaan budaya lokal merupakan aset utama yang terus dipromosikan. Ini termasuk tarian tradisional, seni ukir Dayak yang khas, musik tradisional yang memukau, serta beragam kuliner lokal yang menggugah selera.
Menurut Rudy Mas'ud, tujuan utama dari promosi ini adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa pembangunan dapat berjalan harmonis. Pembangunan di Kaltim senantiasa berdampingan dengan pelestarian budaya dan pengembangan ekowisata. Hal ini disampaikan dalam silaturahim bersama peserta EBIFF 2025, sebuah festival yang menjadi sorotan.
EBIFF 2025 berhasil menarik perhatian global dengan partisipasi delegasi dari enam negara, yaitu India, Korea Selatan, Rumania, Rusia, Polandia, dan tentu saja tuan rumah Indonesia. Selain itu, lima provinsi di Indonesia juga turut berpartisipasi, meliputi Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Kehadiran mereka menegaskan daya tarik Budaya Kaltim.
EBIFF 2025: Jembatan Diplomasi dan Promosi Ekonomi Kreatif
Gubernur Rudy Mas'ud berharap momen EBIFF 2025 bukan hanya menjadi wadah pertemuan budaya semata. Lebih dari itu, festival ini diharapkan menjadi sarana efektif untuk mempromosikan potensi ekonomi kreatif, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta sektor pariwisata Kalimantan Timur. Ini adalah upaya komprehensif untuk mengangkat daerah.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, menambahkan bahwa antusiasme internasional terhadap festival budaya di Kaltim terus meningkat signifikan. Buktinya, sudah ada delapan negara yang mendaftar untuk berpartisipasi pada perhelatan tahun depan, menunjukkan minat yang berkelanjutan. Ini menunjukkan Budaya Kaltim semakin dikenal.
Sri Wahyuni menjelaskan bahwa festival semacam ini sebenarnya juga menjadi pintu masuk yang strategis. Ini membuka peluang untuk perluasan kerja sama tidak hanya di bidang seni budaya, tetapi juga di sektor ekonomi dan bidang lainnya. Delegasi yang datang seringkali mencari informasi lebih lanjut tentang Kaltim, membuka jalan bagi berbagai kolaborasi.
Membangun Citra Kaltim Melalui Interaksi Budaya
Kehadiran delegasi internasional di Kaltim juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan destinasi unggulan daerah. Sri Wahyuni menyebutkan bahwa peluang ini digunakan untuk mempromosikan keindahan Maratua dan Derawan, dua destinasi pariwisata bahari yang terkenal. Ini menunjukkan upaya terintegrasi antara budaya dan pariwisata.
Selama berada di Kaltim, para delegasi internasional dijadwalkan mengunjungi beberapa lokasi strategis. Lokasi-lokasi tersebut termasuk area Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dalam pembangunan serta salah satu pantai indah di Balikpapan. Kunjungan ini memberikan gambaran langsung tentang potensi dan perkembangan Kaltim.
Sri Wahyuni menilai bahwa interaksi yang hangat dan cair dalam festival kesenian rakyat seperti EBIFF menjadi kunci keberhasilan. Momen tukar-menukar cenderamata antara delegasi dan kepala daerah dianggap sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi. Hal ini secara efektif mempererat hubungan antarbudaya dan memperkuat citra positif Budaya Kaltim.