Fakta! Jepang Mitra Dagang Terbesar Keempat ASEAN, Sekjen Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Ekonomi ASEAN Jepang
Sekretaris Jenderal ASEAN menekankan pentingnya Kolaborasi Ekonomi ASEAN Jepang melalui dialog dengan FJCCIA untuk masa depan yang tangguh di tengah ketidakpastian global.

Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, menegaskan pentingnya dialog dengan Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA). Pertemuan ini bertujuan memperkuat kolaborasi ekonomi antara ASEAN dan Jepang secara signifikan. Dialog ke-17 ini berlangsung di Jakarta pada Selasa, 29 Juli.
Kao Kim Hourn menyatakan bahwa upaya terkoordinasi ini akan memastikan kemitraan tetap tangguh dan dinamis. Fokus utama adalah pada bidang kerja sama yang memberikan manfaat nyata bagi bisnis dan seluruh kawasan. Hal ini krusial di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pertemuan bertajuk "Penciptaan Bersama untuk Masa Depan yang Sejahtera di Tengah Ketidakpastian Global" ini menjadi platform strategis. Tujuannya untuk membahas langkah-langkah proaktif dalam menghadapi perkembangan lanskap ekonomi global. Ini termasuk digitalisasi dan transisi menuju ekonomi hijau.
Peta Jalan Strategis untuk Penguatan Ekonomi Bersama
Menyadari dinamika ekonomi global, ASEAN dan Jepang telah mengadopsi pendekatan progresif. Pendekatan ini bertujuan membentuk hubungan ekonomi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Kolaborasi Ekonomi ASEAN Jepang terus diperkuat melalui berbagai inisiatif.
Pada tahun 2023, kedua belah pihak mengesahkan Desain dan Rencana Aksi Masa Depan Kemitraan Ekonomi ASEAN-Jepang yang Inovatif dan Berkelanjutan 2023-2033. Rencana aksi ini berfungsi sebagai peta jalan strategis. Ini akan memperdalam kerja sama di berbagai sektor vital.
Sektor-sektor kunci yang menjadi fokus meliputi energi bersih, teknologi otomotif generasi mendatang, dan transformasi digital. Selain itu, pengembangan industri semikonduktor dan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab juga menjadi prioritas. Ini menunjukkan komitmen terhadap inovasi berkelanjutan.
Rencana aksi ini menandai pergeseran signifikan dari model pembangunan industri Flying Geese menjadi Visi Kreasi Bersama. Dalam visi baru ini, pemangku kepentingan dari ASEAN dan Jepang berkolaborasi erat. Mereka bekerja sama untuk merancang, mengimplementasikan, dan meningkatkan solusi yang memberikan nilai dan inovasi inklusif.
Prospek dan Pilar Kolaborasi Ekonomi ASEAN Jepang
Kolaborasi ekonomi antara ASEAN dan Jepang telah terjalin kuat selama bertahun-tahun. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN-Jepang (AJCEP) telah berlaku sejak tahun 2008. Ini menjadi landasan penting bagi hubungan dagang dan investasi kedua pihak.
Saat ini, Jepang menempati posisi sebagai mitra dagang terbesar keempat bagi ASEAN. Total perdagangan bilateral mencapai 236,63 miliar dolar AS. Selain itu, Jepang juga merupakan sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar kelima bagi kawasan ini. Arus PMA dari Jepang mencapai 17,5 miliar dolar AS.
Dalam dialog di Jakarta, FJCCIA mengusulkan empat pilar utama untuk memperkuat daya tarik bisnis ASEAN. Pilar-pilar ini dirancang untuk meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi kawasan. Ini akan semakin mengukuhkan Kolaborasi Ekonomi ASEAN Jepang.
Keempat pilar tersebut adalah:
- Rantai pasokan yang tangguh, memastikan kelancaran arus barang dan jasa.
- Ekonomi hijau dan berkelanjutan, mendukung transisi menuju praktik bisnis yang ramah lingkungan.
- Ekonomi digital, inovasi, dan teknologi yang sedang berkembang, mendorong adopsi teknologi baru.
- ASEAN yang inklusif, memastikan pertumbuhan ekonomi yang merata dan bermanfaat bagi semua.