Fakta Menarik: Megawati Beri Arahan Penting Terkait Penulisan Buku Sejarah Indonesia
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ungkap arahan Megawati Soekarnoputri terkait penulisan Buku Sejarah Indonesia yang ditunda peluncurannya. Ada apa di balik penundaan ini?

Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, baru-baru ini mengungkapkan arahan penting dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Arahan tersebut berkaitan erat dengan program Kementerian Kebudayaan, khususnya mengenai penulisan Buku Sejarah Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, pada Minggu.
Megawati menekankan pentingnya penulisan sejarah yang didasarkan pada kebenaran dan kajian akademis yang komprehensif. Hal ini menjadi sorotan utama di tengah persiapan peluncuran buku tersebut. Penulisan sejarah yang akurat dianggap krusial bagi bangsa untuk memahami identitasnya.
Hasto juga menyinggung penundaan peluncuran Buku Sejarah Indonesia yang kini ditargetkan pada Oktober 2025. Penundaan ini mengindikasikan bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon telah memperhatikan berbagai masukan. Tujuannya adalah memastikan penulisan sejarah dilakukan dengan benar dan tepat sesuai kaidah ilmiah.
Arahan Megawati untuk Sejarah yang Benar
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, secara tegas mengarahkan agar penulisan sejarah dilakukan dengan prinsip kebenaran mutlak. Beliau menekankan perlunya pendekatan melalui kajian-kajian akademis yang mendalam dan objektif. Pendekatan ini diharapkan mampu menghasilkan narasi sejarah yang komprehensif dan tidak bias, jauh dari kepentingan tertentu. Arahan ini menjadi pedoman utama bagi semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku tersebut.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menjelaskan bahwa arahan tersebut bertujuan untuk melihat sejarah secara menyeluruh dari berbagai perspektif. Megawati ingin memastikan bahwa setiap fakta dan peristiwa sejarah disampaikan secara objektif dan berdasarkan bukti. Ini penting agar generasi mendatang dapat belajar dari masa lalu dengan pemahaman yang utuh dan akurat. Penulisan sejarah yang jujur adalah fondasi bagi kemajuan dan persatuan bangsa.
Megawati juga menyoroti penundaan peluncuran Buku Sejarah Indonesia yang sebelumnya ditargetkan pada perayaan HUT ke-80 RI. Penundaan ini, menurut Hasto, menunjukkan bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon telah menerima masukan dari berbagai pihak. Berbagai pihak menginginkan agar penulisan sejarah dapat dikoreksi dan disempurnakan. Hal ini demi menghasilkan karya sejarah yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kontribusi PDIP dalam Penulisan Sejarah Nasional
PDI Perjuangan tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam penulisan sejarah Indonesia. Melalui Badan Sejarah Nasional partai, PDIP akan turut serta dalam proses penyusunan buku ini secara langsung. Kontribusi ini diharapkan dapat memperkaya perspektif dan data yang digunakan, termasuk dari arsip-arsip partai. Mereka ingin memastikan bahwa sejarah ditulis dengan integritas tinggi dan mencerminkan keberagaman bangsa.
Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa peran Badan Sejarah Nasional PDIP sangat penting dalam proyek ini. Mereka akan membantu bangsa ini belajar dari pengalaman masa lalu dengan cara yang konstruktif. Dengan memahami sejarah secara benar dan utuh, optimisme untuk menatap masa depan dapat tumbuh lebih kuat. Ini adalah bagian dari upaya partai untuk membangun kesadaran sejarah dan nasionalisme di kalangan masyarakat.
Penundaan peluncuran Buku Sejarah Indonesia hingga Oktober 2025 memberikan waktu lebih bagi tim penyusun. Waktu ini dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan konten, memverifikasi data, dan memastikan akurasi informasi yang disajikan. Keputusan ini menunjukkan komitmen serius untuk menghasilkan karya sejarah terbaik yang dapat menjadi rujukan bagi seluruh elemen bangsa. Proses penyusunan yang cermat diharapkan menghasilkan buku yang berkualitas tinggi.