Fakta Unik: Ketua DPRP Belajar dari HMI, Harapkan Toleransi di Papua Pegunungan Tetap Terjaga Demi Pembangunan Berkelanjutan
Ketua DPRP Pegunungan Yos Elopere tegaskan pentingnya menjaga nilai toleransi di Papua Pegunungan. Bagaimana kebersamaan lintas agama jadi kunci pembangunan daerah?

Wamena, Papua Pegunungan – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Pegunungan, Yos Elopere, baru-baru ini menyerukan pentingnya menjaga nilai-nilai toleransi di seluruh delapan kabupaten di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam upaya memperkuat silaturahmi antarumat beragama demi kemajuan serta stabilitas daerah.
Menurut Yos Elopere, sikap membeda-bedakan antaragama dapat menjadi penghambat serius bagi jalannya program pembangunan di Papua Pegunungan. Oleh karena itu, kebersamaan dan kerukunan antar elemen masyarakat menjadi fondasi utama bagi pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Seruan ini ditujukan kepada seluruh elemen masyarakat dari berbagai latar belakang agama, baik Katolik, Protestan, maupun Islam. Tujuannya adalah agar semua pihak dapat bersatu padu menjaga kedamaian, sehingga kebijakan pemerintah dapat berjalan optimal dan membawa manfaat bagi semua.
Toleransi Lintas Agama: Fondasi Pembangunan di Papua Pegunungan
Yos Elopere menegaskan bahwa kebersamaan bukan sekadar slogan, melainkan kunci utama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Papua Pegunungan. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak memandang perbedaan agama sebagai penghalang, melainkan sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dirawat. Sikap saling menghargai dan memahami antarumat beragama sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang harmonis.
Pemerintah daerah memiliki berbagai program dan kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, program-program tersebut tidak akan mampu berjalan efektif tanpa adanya dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Kerukunan antarumat beragama menjadi prasyarat mutlak bagi keberhasilan setiap inisiatif pembangunan.
Dalam konteks Papua Pegunungan sebagai daerah otonomi baru (DOB), tantangan pembangunan sangatlah besar dan kompleks. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah dan masyarakat, yang dilandasi oleh semangat toleransi, menjadi sangat vital. Keharmonisan sosial akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi, implementasi proyek-proyek strategis, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
Pengalaman Pribadi dan Peran Masyarakat dalam Pembangunan DOB
Secara pribadi, Yos Elopere berbagi pengalaman uniknya yang memperkuat keyakinannya akan pentingnya toleransi. Meskipun beragama Kristen, ia mengaku banyak belajar dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pengalaman ini membentuk pandangannya bahwa pembangunan di Jayawijaya, khususnya Papua Pegunungan, tidak boleh didasari oleh perbedaan agama.
Ia menekankan bahwa pembangunan harus dilakukan secara bersama-sama, tanpa diskriminasi. Setiap individu, terlepas dari latar belakang keyakinannya, memiliki peran penting dalam memajukan daerah. Semangat kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi seluruh masyarakat Papua Pegunungan.
Sebagai daerah otonomi baru, Papua Pegunungan akan menghadapi banyak program pembangunan ke depan. Keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada dukungan aktif dari masyarakat. Program sebaik apapun tidak akan optimal tanpa partisipasi dan kepemilikan dari warga.
Masyarakat memiliki peran sentral dalam mensukseskan berbagai inisiatif pemerintah, mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Dukungan ini mencakup partisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan program-program pembangunan. Dengan demikian, pembangunan di Papua Pegunungan dapat berjalan lancar, efektif, dan memberikan dampak positif yang maksimal bagi seluruh penduduk.