Fakta Unik: Pengibaran Bendera One Piece di Surabaya, DPRD Minta Tindak Tegas karena Picu Kontroversi
Ketua Komisi A DPRD Surabaya meminta Pemkot bertindak tegas terkait maraknya pengibaran Bendera One Piece, khawatir mengganggu kondusivitas dan nilai kebangsaan.

Fenomena pengibaran bendera bajak laut One Piece di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Surabaya, telah menarik perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya. Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, secara tegas meminta Pemerintah Kota Surabaya untuk segera mengambil tindakan. Ia menekankan pentingnya menjaga kondusivitas dan nilai-nilai kebangsaan, terutama menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Permintaan ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran bahwa pengibaran simbol fiksi tersebut dapat mengganggu makna sakral perayaan kemerdekaan. Yona, yang akrab disapa Cak Yebe, menyoroti ketidaktepatan menyandingkan bendera non-negara dengan Bendera Merah Putih, yang merupakan lambang kedaulatan bangsa. Menurutnya, tindakan semacam itu dapat menimbulkan multitafsir dan berpotensi mengganggu ideologi nasional.
Oleh karena itu, DPRD Surabaya mendesak Pemerintah Kota Surabaya, khususnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), untuk proaktif dalam memantau dan menindaklanjuti kasus-kasus pengibaran bendera One Piece. Langkah tegas ini diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan simbol serta memperkuat semangat nasionalisme di tengah masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.
Kekhawatiran DPRD Surabaya Terhadap Simbol Non-Negara
Yona Bagus Widyatmoko mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait maraknya pengibaran bendera One Piece. Ia menegaskan bahwa bendera tersebut bukanlah simbol resmi negara, sehingga sangat tidak pantas disandingkan dengan Bendera Merah Putih, terutama pada masa perayaan Kemerdekaan RI. Bendera Merah Putih adalah simbol kedaulatan dan identitas bangsa yang harus dihormati tanpa dicampuradukkan dengan simbol-simbol lain.
Menurut Cak Yebe, menyandingkan Bendera Merah Putih dengan simbol fiksi seperti bendera One Piece dapat mengurangi kehormatan lambang negara. Ia juga menyoroti bahwa bendera tersebut mengindikasikan sebuah simbol perlawanan, yang dikhawatirkan dapat memicu multitafsir di masyarakat. Hal ini berpotensi mengganggu stabilitas dan kondusivitas, terutama di momen penting seperti Hari Ulang Tahun Kemerdekaan.
DPRD Surabaya khawatir bahwa tren budaya populer yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan dapat mengikis semangat nasionalisme. Oleh karena itu, penegasan terhadap penggunaan simbol negara menjadi krusial. Tindakan tegas dari pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan pesan yang jelas kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kehormatan simbol negara.
Peran Bakesbangpol dan Edukasi Nasionalisme
Komisi A DPRD Surabaya secara spesifik meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya untuk lebih proaktif. Bakesbangpol memiliki tanggung jawab strategis dalam menjaga nasionalisme dan ketertiban, khususnya menjelang hari besar kenegaraan. Pemantauan potensi pelanggaran simbol kenegaraan menjadi salah satu tugas utama yang harus dijalankan.
Cak Yebe menekankan bahwa Bakesbangpol harus segera turun tangan jika ada indikasi penyalahgunaan simbol atau bendera yang dapat memicu multitafsir dan gangguan ideologis. Peran aktif Bakesbangpol sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran tren yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Ini termasuk melakukan patroli dan penindakan di lapangan.
Selain penindakan, penguatan edukasi soal nasionalisme juga dinilai sangat penting. Edukasi ini harus dilakukan secara masif, khususnya di kalangan anak muda, agar mereka memahami makna dan pentingnya simbol-simbol negara. Kampanye cinta tanah air dan pemahaman akan sejarah perjuangan bangsa perlu digalakkan untuk membendung pengaruh budaya populer yang tidak relevan.
Momentum Kemerdekaan dan Nilai Kebangsaan
DPRD Surabaya juga mengimbau agar kampanye dan edukasi publik diperkuat untuk menumbuhkan kembali semangat cinta tanah air. Perayaan kemerdekaan seharusnya menjadi momentum pemersatu bangsa, bukan ajang untuk menunjukkan simbol-simbol fiksi yang tidak relevan. Ini adalah waktu untuk merefleksikan perjuangan para pahlawan dan memperkuat persatuan.
Cak Yebe menegaskan bahwa perayaan HUT RI adalah momen refleksi perjuangan bangsa yang harus dimaknai dengan khidmat. Ia berharap momentum ini tidak ternodai oleh tren budaya populer yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Sebaliknya, perayaan kemerdekaan harus menjadi sarana untuk memperkokoh identitas nasional dan meningkatkan rasa bangga sebagai warga negara Indonesia.
Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dalam menjaga kehormatan simbol negara dan nilai-nilai luhur bangsa. Dengan demikian, semangat nasionalisme dapat terus tumbuh dan berkembang, memastikan bahwa perayaan kemerdekaan selalu menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa di tengah berbagai tantangan.