Fakta Unik Survei BPS: Dua Tahap Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bengkayang
BPS Bengkayang menggelar survei monitoring dan evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025 dalam dua tahap. Cari tahu bagaimana program ini berdampak pada gizi anak dan ekonomi masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tengah gencar melakukan survei monitoring dan evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2025. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk mengukur efektivitas program dalam meningkatkan status gizi anak sekolah dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Survei ini menjadi langkah krusial dalam memastikan program berjalan optimal.
Dedhy Sugiharjo, Instruktur Nasional Survei Baseline MBG, menjelaskan bahwa survei ini dirancang untuk menilai beragam dampak program. Mulai dari perubahan konsumsi rumah tangga, perilaku makan bergizi, hingga potensi pengaruhnya terhadap sektor ketenagakerjaan di wilayah tersebut. Hasilnya diharapkan menjadi panduan penting bagi pemerintah.
Pelaksanaan survei ini dibagi menjadi dua tahap utama, yaitu pada akhir Juli dan November 2025. Data yang terkumpul dari kedua fase ini akan menjadi acuan vital bagi pemerintah daerah maupun pusat dalam mengevaluasi serta menyempurnakan implementasi Program Makan Bergizi Gratis di masa mendatang.
Tujuan dan Tahapan Survei Program MBG
Survei yang dilakukan BPS Bengkayang ini memiliki tujuan yang komprehensif, tidak hanya terbatas pada aspek gizi. Menurut Dedhy Sugiharjo, survei ini juga menyoroti bagaimana Program Makan Bergizi Gratis mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga. Selain itu, perilaku masyarakat dalam mengadopsi kebiasaan makan yang lebih sehat juga menjadi fokus utama penelitian.
Lebih lanjut, survei ini secara spesifik akan mengkaji dampak Program Makan Bergizi Gratis terhadap aspek ketenagakerjaan. Potensi penciptaan lapangan kerja atau perubahan dinamika ekonomi lokal akibat program ini akan dianalisis mendalam. Ini menunjukkan bahwa evaluasi yang dilakukan sangat holistik dan mencakup berbagai dimensi kehidupan masyarakat.
Proses pengumpulan data survei ini dirancang dalam dua periode terpisah untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan dinamis. Tahap pertama telah dilaksanakan pada akhir Juli 2025, dan tahap kedua akan menyusul pada November 2025. Pendekatan dua tahap ini memungkinkan BPS untuk memantau perkembangan dan perubahan seiring berjalannya program.
Dampak Luas Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu inisiatif prioritas nasional yang telah diluncurkan secara bertahap sejak Januari 2025. Program ini menyasar berbagai kelompok penerima manfaat, mulai dari peserta didik jenjang prasekolah hingga sekolah menengah atas (SMA). Inklusi ini memastikan cakupan yang luas bagi generasi muda.
Selain siswa, program ini juga secara spesifik menargetkan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak usia balita. Tujuan utamanya adalah menjamin anak-anak sekolah mendapatkan asupan gizi yang memadai selama masa belajar mereka. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong perubahan positif dalam pola makan sehat di lingkungan rumah tangga.
Program MBG tidak hanya berfokus pada aspek gizi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap dimensi sosial dan ekonomi masyarakat. Inisiatif ini berpotensi meringankan beban finansial rumah tangga, mengurangi angka stunting di kalangan anak-anak, serta secara tidak langsung mendukung peningkatan produktivitas generasi muda di masa depan.
Metodologi dan Harapan BPS Bengkayang
BPS Bengkayang menegaskan bahwa pelaksanaan survei ini dilakukan di sejumlah lokasi sampling yang telah ditentukan secara metodologis. Pemilihan lokasi ini dirancang untuk merepresentasikan karakteristik wilayah Kabupaten Bengkayang secara akurat. Pendekatan ilmiah ini penting untuk memastikan validitas dan reliabilitas data yang terkumpul.
Melalui survei ini, pemerintah diharapkan dapat memperoleh data yang komprehensif dan akurat untuk memantau serta mengevaluasi implementasi Program Makan Bergizi Gratis secara berkala. Fokus utama evaluasi adalah dampaknya terhadap kelompok anak-anak sebagai penerima manfaat utama. Data yang valid menjadi kunci keberhasilan program.
Desika Lola Loka, salah satu petugas survei, menyampaikan harapannya agar masyarakat di lokasi sampling memberikan data secara jujur dan akurat. Dukungan aktif dari masyarakat sangat krusial agar hasil survei benar-benar mencerminkan kondisi lapangan. Data yang akurat akan menjadi dasar bagi perumusan kebijakan yang lebih baik dan tepat sasaran di masa mendatang.