Fantastis! Laba Bank Raya Meroket 64,5 Persen di Semester I 2025, Capai Rp32,93 Miliar
Bank Raya mencetak laba bersih Rp32,93 miliar di semester I 2025, tumbuh 64,5 persen. Penasaran strategi di balik kinerja gemilang Bank Raya ini?

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang sangat positif pada semester I tahun 2025. Bank digital bagian dari BRI Group ini membukukan laba bersih yang signifikan. Pencapaian ini menjadi sorotan di tengah dinamika perekonomian global.
Laba bersih yang berhasil diraih Bank Raya mencapai Rp32,93 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan fantastis sebesar 64,5 persen secara tahunan (year on year). Kinerja impresif ini menegaskan posisi Bank Raya sebagai pemain kunci di sektor perbankan digital.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia, menyatakan bahwa pertumbuhan ini merupakan hasil dari inovasi konsisten dan disiplin eksekusi yang unggul. Perseroan berkomitmen untuk menjaga tren positif ini menuju profitabilitas jangka panjang.
Peningkatan Rasio Keuangan dan Intermediasi
Kinerja laba yang positif Bank Raya turut diiringi oleh perbaikan rasio keuangan penting. Rasio net interest margin (NIM) mengalami peningkatan dari 4,31 persen menjadi 4,91 persen pada akhir kuartal II 2025. Hal ini menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan pendapatan bunga.
Selain itu, return on asset (ROA) Bank Raya juga meningkat 18 basis poin (bps) menjadi 0,50 persen. Demikian pula, return on equity (ROE) menunjukkan perbaikan signifikan, naik 79 bps menjadi 2,04 persen. Indikator-indikator ini mencerminkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan dari aset dan modalnya.
Dari sisi intermediasi, Bank Raya berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang sehat. Total kredit tumbuh 7,4 persen secara tahunan, mencapai angka Rp7,28 triliun. Pertumbuhan ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan total aset Bank Raya yang kini mencapai Rp13,34 triliun.
Kontribusi Dana Murah dan Aplikasi Digital
Porsi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) Bank Raya terus membaik, menunjukkan strategi yang efektif dalam mengumpulkan dana pihak ketiga. Total CASA tumbuh 7,6 persen secara tahunan, mencapai Rp2,5 triliun. Peningkatan ini mendorong rasio CASA Bank Raya menjadi 29,72 persen dari sebelumnya 26,77 persen.
Pertumbuhan CASA tersebut tidak terlepas dari kinerja positif aplikasi digital Bank Raya, Raya App. Hingga Juni 2025, Raya App telah digunakan oleh lebih dari 1,05 juta nasabah. Angka ini menunjukkan adopsi yang luas di kalangan masyarakat.
Penggunaan Raya App juga tercatat meningkat signifikan, dengan total 2,1 juta transaksi atau tumbuh 42,7 persen secara tahunan. Peningkatan ini turut mendorong pertumbuhan digital saving sebesar Rp1,5 triliun, melonjak 66,6 persen secara tahunan. Hal ini mengindikasikan keberhasilan Bank Raya dalam menarik dana melalui platform digitalnya.
Likuiditas dan Permodalan yang Kuat
Pertumbuhan kredit yang seimbang dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, khususnya dana murah, memastikan kondisi likuiditas Bank Raya tetap terjaga. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Raya tercatat sebesar 86,74 persen, menunjukkan pengelolaan dana yang optimal.
Selain itu, rasio likuiditas Bank Raya juga sangat solid. Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 313,41 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) tercatat 154,08 persen. Kedua rasio ini jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100 persen, mengindikasikan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjangnya.
Dari sisi permodalan, Bank Raya memiliki struktur modal yang sangat kuat. Rasio total Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 43,99 persen dan rasio Tier 1 CAR sebesar 43,14 persen. Modal yang kuat ini akan menjadi fondasi penting untuk mendukung ekspansi bisnis perseroan di masa depan. Direktur Utama menegaskan bahwa pencapaian ini adalah bukti fokus Bank Raya untuk bertumbuh sebagai bank digital dengan inovasi dan manajemen risiko yang baik.