Festival Bedug Jakarta Utara: Semarak Ramadhan dengan Sentuhan Budaya Nusantara
Festival Bedug di Jakarta Utara sukses digelar, menampilkan kreativitas pemuda dalam balutan busana adat nusantara, semarakkan Ramadhan 1446 H sekaligus mencegah kegiatan negatif.

Festival Bedug yang diselenggarakan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara pada Jumat, 7 Maret 2025, sukses menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Sebanyak 34 kelompok pemuda dari 31 kelurahan di Jakarta Utara berpartisipasi dalam kompetisi ini. Kegiatan ini digagas oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara sebagai upaya positif untuk mengisi waktu luang para pemuda dan mencegah hal-hal negatif seperti tawuran.
Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, menjelaskan bahwa para pemuda telah mengikuti pelatihan hadroh dan marawis sebelum mengikuti festival. Pelatihan ini diberikan oleh Pemkot Jakarta Utara sebagai bentuk pembinaan dan pengembangan potensi generasi muda. "Ini kami lakukan untuk mencegah agar para pemuda di Jakarta Utara terhindar dari kegiatan negatif seperti tawuran," ujar Wali Kota Ali.
Uniknya, Festival Bedug Jakarta Utara tahun ini menampilkan nuansa berbeda. Para peserta, biasanya mengenakan busana muslim, justru kompak mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari pakaian adat Betawi, Aceh, hingga kombinasi pakaian adat lainnya menambah semarak dan warna dalam perhelatan tersebut.
Kreativitas Pemuda Jakut dalam Balutan Budaya
Keberagaman busana adat yang dikenakan para peserta menjadi daya tarik tersendiri dalam Festival Bedug ini. Wali Kota Ali menjelaskan bahwa tidak ada aturan khusus terkait kostum, namun karena sifatnya yang religius dan dikemas dengan nuansa budaya, para peserta memilih untuk menampilkan keindahan budaya Indonesia. "Sebagai identitas kita, di sinilah indahnya agama Islam," ungkap beliau.
Meskipun tidak diwajibkan mengenakan baju koko, para peserta tetap memperhatikan kesopanan dan menutup aurat. "Pakaian tidak harus pakai baju koko, karena yang penting baju-baju budaya memenuhi syarat-syarat menutup aurat," tegas Wali Kota Ali. Hal ini menunjukkan harmonisasi antara nilai-nilai agama dan pelestarian budaya lokal.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah bagi pemuda untuk mengekspresikan kreativitas dan bakat mereka. Dengan menampilkan beragam budaya melalui busana adat, festival ini juga mempromosikan keberagaman dan persatuan di tengah masyarakat.
Pembinaan Pemuda dan Pencegahan Tawuran
Di balik kesemarakan Festival Bedug, terdapat tujuan mulia untuk membina pemuda dan mencegah terjadinya tawuran. Pemerintah Kota Jakarta Utara melihat pentingnya memberikan wadah positif bagi generasi muda agar terhindar dari pengaruh negatif. Melalui pelatihan dan festival ini, diharapkan para pemuda dapat menyalurkan energi positif mereka dan berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Festival Bedug juga menjadi bukti nyata komitmen Pemkot Jakarta Utara dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemuda. Dengan menyediakan berbagai program pembinaan, diharapkan para pemuda dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berakhlak mulia dan berdaya saing.
Keberhasilan Festival Bedug ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menciptakan program-program serupa. Dengan menggabungkan nilai-nilai agama dan budaya, kegiatan positif seperti ini dapat menjadi solusi efektif dalam mencegah kenakalan remaja dan membangun generasi muda yang lebih baik.
Festival Bedug di Jakarta Utara tidak hanya menjadi perayaan Ramadhan semata, tetapi juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, pemuda, dan budaya dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan bermartabat. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.