Filantropi Bandung Bantu Ratusan Penyandang Disabilitas dan Yatim Piatu
Ratusan penyandang disabilitas dan anak yatim piatu di Bandung Raya menerima bantuan berupa perlengkapan sekolah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan seragam dari kegiatan bakti sosial yang digelar filantropi Adam-Adrian.

Bandung, 13 April 2024 (ANTARA) - Rumah Bhineka Bandung menjadi saksi kegiatan bakti sosial yang menyentuh ratusan penyandang disabilitas dan anak yatim piatu dari Bandung Raya. Kegiatan yang diselenggarakan oleh filantropi Bandung, Adam-Adrian, ini memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan berbagai kebutuhan lainnya. Kegiatan ini menjawab pertanyaan siapa yang terbantu (ratusan penyandang disabilitas dan yatim piatu), apa yang diberikan (perlengkapan sekolah, cek kesehatan, seragam), dimana kegiatan berlangsung (Rumah Bhineka Bandung), kapan kegiatan dilakukan (13 April 2024), mengapa kegiatan dilakukan (untuk membantu kaum marjinal), dan bagaimana kegiatan dilakukan (pemberian bantuan langsung).
Bantuan yang diberikan beragam, mulai dari perlengkapan sekolah seperti buku dan seragam hingga pemeriksaan kesehatan gratis. Sasaran bakti sosial ini meliputi berbagai jenis disabilitas, termasuk tunanetra, tunarungu, tunagrahita, autis, dan tunadaksa. Anak-anak yatim piatu pun turut menerima bantuan yang sama. Hal ini menunjukkan kepedulian yang luas dan komprehensif dari penyelenggara terhadap kelompok rentan di masyarakat.
Para penerima manfaat mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan yang diterima. Yanti (35), salah satu penerima manfaat, mengatakan, "Tadi dapat buku, makanan hingga seragam. Saya sangat berterima kasih atas kebaikan dari mereka yang telah memberikan kepada anak saya yang alami kekurangan ini (disabilitas)." Senada dengan Yanti, Wartini (52) dari Cimahi juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan seragam dan pemeriksaan kesehatan gratis yang sangat membantunya.
Bantuan Berupa Perlengkapan Sekolah dan Kesehatan
Kegiatan bakti sosial ini melibatkan sedikitnya 130 anak penyandang disabilitas yang berasal dari beberapa SLB di wilayah Cimahi dan Bandung. Mereka didampingi oleh 40 pendamping. Koordinator Pelaksana Acara Bakti Sosial, Restu, menjelaskan bahwa anak-anak tersebut dijemput dan difasilitasi untuk hadir dalam acara tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen penyelenggara untuk memastikan aksesibilitas bagi para penerima manfaat.
Restu juga menambahkan bahwa kegiatan ini telah rutin dilakukan sejak tahun 2018, sempat terhenti karena pandemi COVID-19 pada tahun 2020, dan kembali dilanjutkan sejak tahun 2023. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan, menunjukkan konsistensi dan dedikasi dari penyelenggara dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Petrus Adam Santosa, penggagas bakti sosial ini, menjelaskan alasan di balik kegiatan ini. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kaum disabilitas yang sering termarjinalkan. "Saya memberikan bantuan ini murni dari pribadi. Kebetulan saya memiliki usaha di Bandung, saya merasa simpati dengan para difabel, kemudian saya mulai melakukan ini dengan memberikan fasilitas kesehatan gratis," katanya.
Seragam dan Buku Sekolah Menjadi Prioritas
Salah satu bentuk bantuan yang diberikan adalah seragam sekolah. Adam menjelaskan bahwa seragam tersebut diberikan dengan cara yang unik dan memastikan kenyamanan bagi para penerima. "Jadi, seragamnya kita berikan dengan mendatangkan para pedagang dengan stoknya. Sehingga bisa dicoba dulu sesuai ukurannya, agar mereka nyaman saat menggunakan seragamnya," jelasnya. Selain seragam, bantuan juga berupa buku tulis, dengan total sekitar 800 buku yang telah dibagikan dalam kegiatan ini.
Adam berharap bantuan ini dapat memberikan semangat bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk terus bersekolah dan mengembangkan potensi mereka. Ia yakin bahwa meskipun memiliki keterbatasan fisik, mereka memiliki bakat dan kemampuan khusus yang dapat dikembangkan. "Saya yakin, meskipun mereka difabel tapi ada bakat-bakat khusus yang mereka miliki," tambahnya. Sebagai contoh, ia menyebutkan adanya band yang beranggotakan penyandang disabilitas dan seorang terapis difabel di hotel miliknya.
Transparansi juga menjadi hal penting dalam kegiatan ini. Adam menjelaskan bahwa seluruh proses pemberian bantuan direkam dan diunggah ke situs web khusus. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada penerima manfaat yang menerima bantuan ganda dan menjaga transparansi dalam penyaluran bantuan.
Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan dukungan moral dan semangat bagi para penyandang disabilitas dan anak yatim piatu. Semoga kegiatan serupa terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta membantu sesama.