Gebyar Ramadhan Kotim: Pacu Minat Produk Lokal dan Lestarikan Kuliner Tradisional
Pemerintah Kabupaten Kotim menilai Gebyar Ramadhan berhasil mendorong minat masyarakat terhadap produk lokal, khususnya kuliner tradisional khas daerah selama bulan Ramadhan.

Sampit, Kalimantan Tengah, 2 Maret 2025 - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, menggelar Gebyar Ramadhan yang dinilai sukses mendorong minat masyarakat terhadap produk lokal, terutama aneka kuliner khas daerah. Kegiatan ini melibatkan 108 pedagang kuliner dan 60 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat. Gebyar Ramadhan merupakan inovasi dari Pasar Ramadhan tahunan, menawarkan lebih banyak kegiatan seperti Pasar Ramadhan, Bazar Swalayan UMKM, dan Bazar Kue Tradisional di lokasi berbeda namun berdekatan.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, menjelaskan bahwa Gebyar Ramadhan bertujuan untuk memeriahkan bulan suci Ramadhan dan melestarikan kuliner tradisional. "Gebyar Ramadhan resmi dibuka, yang mana tahun ini kita melibatkan juga pelaku UMKM yang ada di Kotim," kata Irawati di Sampit, Minggu. Beliau menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan suasana Ramadhan yang lebih meriah dan menjaga kelestarian kuliner tradisional sebagai bagian dari budaya kearifan lokal.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kotim, Fahrujiansyah. Ia menyatakan bahwa Gebyar Ramadhan merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap pelaku usaha lokal. Dengan berlangsungnya kegiatan selama satu bulan penuh, dari tanggal 1 hingga 30 Maret 2025, diharapkan omzet para pelaku UMKM dan pedagang kuliner meningkat, sekaligus meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk lokal.
Peningkatan Omzet dan Apresiasi Produk Lokal
Bazar Swalayan UMKM dan Bazar Kue Tradisional digelar di Jalan Yos Sudarso, depan Swalayan UMKM Sampit, sementara Pasar Ramadhan berada di Jalan Siswondo Parman, samping Taman Kota Sampit. Para pedagang menawarkan berbagai kuliner tradisional dan kekinian, seperti beragam jenis bingka, amparan tatak, kue lapis, dan banyak lagi. Keragaman kuliner ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Fahrujiansyah menambahkan, "Acara ini sebagai upaya melestarikan kuliner tradisional dan khas Ramadhan sebagai bagian budaya kearifan lokal di Kotim." Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Kotim untuk tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga melestarikan warisan budaya daerah.
Dengan melibatkan begitu banyak pelaku UMKM, Gebyar Ramadhan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Kotim. Para pelaku usaha mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka, sementara masyarakat dapat menikmati berbagai produk lokal berkualitas dengan harga terjangkau.
Suksesnya Gebyar Ramadhan dan Harapan ke Depan
Keberhasilan Gebyar Ramadhan dalam memacu minat masyarakat terhadap produk lokal menjadi bukti nyata efektivitas program pemerintah dalam mendukung UMKM. Selain meningkatkan pendapatan para pelaku usaha, kegiatan ini juga turut melestarikan kuliner tradisional yang menjadi bagian penting dari budaya Kotim.
Partisipasi aktif masyarakat dalam Gebyar Ramadhan menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap produk lokal. Hal ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan program serupa. Ke depan, diharapkan Gebyar Ramadhan dapat semakin berkembang dan melibatkan lebih banyak pelaku UMKM, sehingga memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Kotim.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, diharapkan para pelaku UMKM di Kotim dapat terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya. Gebyar Ramadhan menjadi bukti komitmen Pemkab Kotim dalam memberdayakan masyarakat dan melestarikan budaya lokal.
Suksesnya Gebyar Ramadhan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan pelestarian budaya melalui program-program inovatif yang melibatkan masyarakat secara aktif.
Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun perekonomian daerah dan melestarikan warisan budaya Kotim.