Gedung Merdeka: Lebih dari Sekedar Gedung Tua, Jantung Sejarah Perjuangan Bangsa
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengajak masyarakat untuk memandang Gedung Merdeka sebagai jantung sejarah Indonesia, mengingat perannya yang krusial dalam Konferensi Asia Afrika dan perjuangan melawan kolonialisme.

Bandung, 28 April (ANTARA) - Dalam peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyerukan agar Gedung Merdeka di Bandung tidak hanya dipandang sebagai gedung tua bersejarah, melainkan sebagai jantung sejarah Indonesia. Pernyataan ini disampaikan beliau pada peringatan Hari Warisan Dunia di Gedung Merdeka, Senin lalu. Peristiwa bersejarah yang terjadi di gedung ini menjadikannya saksi bisu perjuangan bangsa-bangsa tertindas melawan kolonialisme dan menjadi simbol kebangkitan.
Fadli Zon menekankan pentingnya pelestarian Gedung Merdeka, termasuk upayanya untuk dimasukkan ke dalam daftar tentatif Warisan Budaya Dunia UNESCO. Beliau juga menghubungkan pelestarian ini dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Dasa Sila Bandung, seperti penghormatan terhadap kedaulatan, perjuangan perdamaian, hak asasi manusia, dan perlawanan terhadap imperialisme. Nilai-nilai ini, menurutnya, masih sangat relevan di tengah gejolak dunia saat ini. "Gedung ini melambangkan kebangkitan bangsa tertindas. Dan peringatan KAA ini tidak hanya mengenang peristiwa 70 tahun lalu, tetapi lebih penting lagi menjiwai nilai-nilai Dasa Sila Bandung," tegas Fadli.
Lebih lanjut, Menteri Kebudayaan tersebut menyoroti ancaman terhadap warisan budaya dunia akibat bencana alam dan konflik bersenjata, menggunakan tragedi di Palestina sebagai contoh nyata. Beliau menyebut penghancuran situs-situs bersejarah di Gaza sebagai "cultural genocide", sebuah penghancuran sistematis terhadap identitas dan sejarah suatu bangsa. Indonesia, menurutnya, patut berbangga karena konsisten mendukung kemerdekaan Palestina sejak dulu hingga kini.
Melestarikan Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang
Hari Warisan Dunia, yang diperingati setiap tahun sejak 1983, menjadi pengingat penting akan nilai situs fisik, memori kolektif, dan nilai-nilai luhur sebagai jembatan hidup antar generasi dan antar peradaban. Gedung Merdeka, dengan Arsip KAA yang telah diinskripsi sebagai Memory of the World, menjadi simbol penting diplomasi budaya Indonesia. Fadli Zon menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Pemerintah Kota Bandung untuk mengajukan Jalan Asia Afrika dan Gedung Merdeka sebagai Warisan Dunia, mengingat Bandung sebagai kota diplomasi yang pernah menyatukan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam perjuangan kemerdekaan.
Fadli Zon juga menyinggung Pasal 32 ayat 1 UUD 1945, yang mengamanatkan tugas konstitusional negara untuk memajukan kebudayaan nasional. Ini bukan hanya tentang pelestarian, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai budaya Indonesia di era globalisasi. Indonesia, saat ini telah memiliki 16 warisan budaya yang diakui UNESCO, dan pemerintah terus berupaya untuk mendapatkan pengakuan dunia bagi lebih banyak budaya Indonesia sebagai bentuk penguatan identitas nasional.
Dalam konteks geopolitik dunia yang penuh ketidakpastian, Fadli Zon menyerukan pentingnya menghidupkan kembali semangat KAA. Semangat Bandung, menurutnya, harus diwariskan bukan hanya sebagai kenangan masa lalu, tetapi juga sebagai inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih adil dan beradab. Beliau berharap Indonesia dapat kembali menjadi pemimpin di Asia dan Afrika, bukan hanya pengikut, tetapi bangsa yang berani mewarnai arah dunia.
Gedung Merdeka: Simbol Perjuangan dan Harapan
Sebagai penutup, Menteri Kebudayaan menegaskan pentingnya menjaga semangat Bandung tetap menyala. Gedung Merdeka, lebih dari sekadar bangunan tua, merupakan simbol perjuangan dan harapan bagi masa depan Indonesia dan dunia. Pelestariannya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Warisan budaya, menurut Fadli Zon, adalah denyut nadi peradaban, dan kita semua berkewajiban untuk melestarikannya.
Dengan semangat KAA yang terus dihidupkan, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam kancah internasional, memperjuangkan keadilan, kedaulatan, dan kemanusiaan. Gedung Merdeka, sebagai saksi bisu sejarah, akan terus mengingatkan kita akan perjuangan panjang menuju perdamaian dan keadilan dunia.