Gempa Dangkal Guncang Lombok Tengah, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami
Aktivitas sesar aktif di dasar laut memicu gempa tektonik dangkal berkekuatan 4,2 magnitudo di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis dini hari, namun BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Gempa tektonik dangkal mengguncang Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis dini hari pukul 00.32 Wita. BMKG, melalui Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono, memastikan bahwa gempa berkekuatan 4,2 magnitudo ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di dasar laut. Pusat gempa berada di darat, sekitar 85 kilometer barat Lombok Tengah, dengan kedalaman 27 kilometer.
Guncangan gempa dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, serta beberapa daerah di Bali seperti Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar. Skala intensitas gempa mencapai II MMI, yang berarti guncangan dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan bergoyang. Meskipun demikian, hingga saat ini BMKG belum menerima laporan mengenai kerusakan bangunan atau infrastruktur akibat gempa tersebut.
Beruntungnya, berdasarkan analisis seismologis BMKG, gempa ini dipastikan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat di wilayah pesisir Lombok dan Bali. BMKG juga mencatat beberapa aktivitas gempa susulan hingga pukul 00.46 Wita, namun intensitasnya relatif kecil dan tidak menimbulkan dampak signifikan.
Aktivitas Sesar Aktif sebagai Pemicu Gempa
BMKG menjelaskan bahwa gempa Lombok Tengah disebabkan oleh aktivitas sesar aktif yang berada di dasar laut. Sesar aktif merupakan patahan batuan di kerak bumi yang masih aktif bergerak dan berpotensi menimbulkan gempa bumi. Aktivitas tektonik di wilayah tersebut memang relatif tinggi, sehingga kejadian gempa bumi bukanlah hal yang jarang terjadi. Penting bagi masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam.
Meskipun gempa dirasakan di beberapa wilayah, intensitasnya tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa energi yang dilepaskan oleh gempa relatif kecil. BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut untuk memastikan tidak ada aktivitas gempa susulan yang signifikan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik.
Data yang diperoleh BMKG menunjukkan bahwa lokasi dan kedalaman gempa menunjukkan karakteristik gempa dangkal yang umum terjadi di wilayah dengan aktivitas sesar aktif. Gempa dangkal cenderung lebih terasa guncangannya di permukaan bumi dibandingkan gempa dalam. Kejadian ini sekali lagi mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di Indonesia.
Imbauan BMKG dan Kesiapsiagaan Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi resmi mengenai gempa bumi dan potensi bencana alam lainnya dapat diakses melalui aplikasi InfoBMKG, media sosial resmi BMKG, atau kantor BMKG terdekat. Penting untuk mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya agar tidak terjadi kepanikan yang tidak perlu.
Masyarakat juga dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dan pedoman dari pemerintah daerah setempat. Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memberikan informasi dan evakuasi jika diperlukan. Kesiapsiagaan masyarakat merupakan kunci utama dalam meminimalisir dampak negatif dari bencana alam.
Kejadian gempa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri dengan memahami langkah-langkah evakuasi yang tepat dan memiliki rencana darurat keluarga. Dengan kesiapsiagaan yang baik, dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisir.
Melalui berbagai saluran informasi resmi yang disediakan oleh BMKG, masyarakat dapat memperoleh data dan analisis terkini mengenai aktivitas seismik di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah antisipasi yang tepat dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
BMKG berkomitmen untuk terus memantau dan memberikan informasi akurat kepada masyarakat terkait aktivitas seismik di Indonesia. Semoga informasi ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.