Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Nias Selatan: Aktivitas Sesar Besar Sumatera Jadi Biang Keladi
BMKG melaporkan gempa magnitudo 4,4 di Nias Selatan akibat aktivitas Sesar Besar Sumatera, dirasakan hingga Teluk Dalam, namun belum ada laporan kerusakan.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,4 mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara, pada Sabtu, 26 April 2023, pukul 05:27:38 WIB. Pusat gempa berada di laut, 7 kilometer Tenggara Nias Selatan, dengan kedalaman 23 kilometer. BMKG memastikan gempa dangkal ini dipicu oleh aktivitas Sesar Besar Sumatera, tepatnya pada segmen Mentawai. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana aktivitas sesar ini dapat memicu gempa, dan apa dampaknya bagi masyarakat Nias Selatan?
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa lokasi episenter dan kedalaman hiposenter menunjukkan gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal. Hal ini mengindikasikan kekuatan gempa yang terkonsentrasi di dekat permukaan bumi, sehingga berpotensi menimbulkan getaran yang lebih terasa di daerah sekitar episenter. BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut untuk mengantisipasi potensi gempa susulan.
Meskipun gempa dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Teluk Dalam dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, serta hanya mengakses informasi resmi dari kanal komunikasi BMKG yang telah terverifikasi.
Aktivitas Sesar Besar Sumatera dan Dampaknya
Sesar Besar Sumatera merupakan sesar aktif yang membentang sepanjang Pulau Sumatera. Aktivitas tektonik di sepanjang sesar ini sering memicu gempa bumi, baik yang bermagnitudo kecil maupun besar. Gempa di Nias Selatan ini menjadi salah satu contoh aktivitas seismik yang terjadi di zona tersebut. Segmen Mentawai, lokasi gempa kali ini, dikenal sebagai area yang cukup aktif secara seismik.
BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi gempa bumi di wilayah Sumatera. Masyarakat diimbau untuk selalu mempersiapkan diri dan mengetahui langkah-langkah mitigasi bencana gempa bumi. Pengetahuan tentang jalur evakuasi dan tempat-tempat aman menjadi hal yang krusial dalam menghadapi situasi darurat.
Hendro Nugroho juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan kepanikan dan mengganggu upaya penanganan bencana. Masyarakat diimbau untuk selalu mengacu pada informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG.
Imbauan dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Pasca gempa, BMKG terus melakukan monitoring dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Tidak adanya laporan kerusakan signifikan tidak berarti ancaman telah berlalu sepenuhnya. Masyarakat tetap perlu waspada terhadap potensi gempa susulan meskipun hingga saat ini belum terdeteksi.
Penting bagi masyarakat untuk memahami skala intensitas gempa bumi. Skala II MMI berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, dan benda- benda ringan yang digantung bergoyang. Meskipun tergolong gempa dengan intensitas rendah, kewaspadaan tetap diperlukan. Masyarakat di daerah rawan gempa disarankan untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana.
BMKG kembali menegaskan pentingnya mengakses informasi resmi dari sumber yang terpercaya. Penyebaran informasi yang bertanggung jawab akan membantu masyarakat untuk tetap tenang dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi situasi darurat. Dengan demikian, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalisir dampak negatif dari bencana gempa bumi.
Sebagai penutup, gempa bumi di Nias Selatan menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang mitigasi bencana, diharapkan dampak negatif dari peristiwa alam seperti gempa bumi dapat diminimalisir.