Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Boltim, BMKG Imbau Warga Tetap Tenang
BMKG mengimbau warga Boltim, Sulawesi Utara tetap tenang pascagempa magnitudo 6,1, meskipun gempa susulan masih mungkin terjadi.

Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Tutuyan, Sulawesi Utara, pada Rabu, 26 Februari 2024, pukul 05.55.45 WIB. Episenter gempa berada di laut, 42 kilometer arah tenggara Tutuyan, pada kedalaman 11 kilometer. Gempa ini dirasakan oleh warga di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) dan sekitarnya, menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran akan potensi tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Winangun, Manado, melalui Kepala BMKG Stasiun Geofisika Manado, Tony Agus Wijaya, menjelaskan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas subduksi Sangihe dengan mekanisme pergerakan geser. "Gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Sangihe dengan mekanisme pergerakan geser," ungkap Tony Agus dalam keterangannya di Manado, Kamis, 27 Februari 2024.
Meskipun BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, warga di pesisir pantai tetap merasakan dampak psikologis yang signifikan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, James Tine, melaporkan adanya warga yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena takut akan potensi tsunami setelah gempa utama dan rentetan gempa susulan yang mencapai puluhan kali.
Imbauan BMKG dan Reaksi Masyarakat
BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, namun tetap waspada. "Setelah gempa utama, biasanya terjadi rentetan gempa susulan sebagai proses alami pelepasan energi tektonik dan proses aktivitas kerak bumi," jelas Tony Agus. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk terus memantau informasi resmi dari BMKG melalui media sosial dan aplikasi Info BMKG.
Meskipun gempa susulan masih mungkin terjadi, BMKG menekankan pentingnya masyarakat untuk tidak panik dan tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang. Informasi yang akurat dan cepat sangat krusial dalam mengurangi dampak psikologis dan memastikan keselamatan warga.
Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam. Pengetahuan tentang mitigasi bencana dan jalur evakuasi yang tepat dapat membantu meminimalisir risiko dan dampak yang ditimbulkan.
Penjelasan Teknis Gempa Bumi
Berdasarkan analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi memiliki parameter terbaru dengan magnitudo M6,1. Lokasi episenter gempa berada pada koordinat 0,50° LU ; 124,89° BT. Kedalaman gempa yang relatif dangkal (11 kilometer) menyebabkan guncangan terasa lebih kuat di daerah sekitar episenter.
Mekanisme pergerakan geser yang menjadi penyebab gempa ini perlu dikaji lebih lanjut oleh para ahli geologi untuk memahami lebih detail karakteristik dan potensi gempa susulan di masa mendatang. Data-data seismik yang dikumpulkan akan membantu dalam upaya mitigasi bencana di wilayah tersebut.
BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya. Informasi terkini akan terus dipublikasikan melalui berbagai saluran resmi untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana alam, khususnya di daerah rawan gempa. Pentingnya kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi dampak bencana alam tidak dapat dipungkiri.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari pihak berwenang, dan selalu mengutamakan keselamatan.