62 Gempa Susulan Guncang Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara
BMKG Manado laporkan 62 gempa susulan mengguncang Bolaang Mongondow Timur pasca gempa M6,1, 12 diantaranya terasa hingga ke permukaan dan menyebabkan kerusakan rumah warga.

Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara pada Rabu, 26 Februari 2024 pukul 05.55.45 WIB. Episenter gempa berada di laut, 42 kilometer tenggara Tutuyan, dengan kedalaman 11 kilometer. Akibatnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Winangun-Manado mencatat hingga Kamis pagi telah terjadi 62 gempa susulan. Kejadian ini menimbulkan kerusakan pada sejumlah bangunan di wilayah tersebut.
Muhammad Zulkifli, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, menyatakan bahwa dari 62 gempa susulan tersebut, sebanyak 12 gempa dapat dirasakan getarannya oleh warga sekitar. "Dari 62 gempa susulan tersebut, sebanyak 12 gempa dapat dirasakan getarannya," ujarnya dalam keterangan pers di Manado. BMKG mencatat rincian gempa susulan terjadi secara bertahap, mulai dari pukul 09.00 WITA hingga pukul 09.00 WITA keesokan harinya.
Gempa utama dan susulan ini dipicu oleh aktivitas subduksi Sangihe dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip). "Gempa utama yang terjadi pada hari Rabu tidak berpotensi tsunami, apalagi gempa-gempa susulan yang kekuatannya lebih kecil dari gempa utama," tambah Zulkifli, memastikan tidak ada potensi tsunami dari rangkaian gempa ini. Meskipun demikian, dampak gempa terasa hingga ke permukiman warga, menyebabkan kerusakan infrastruktur.
Dampak Gempa dan Susulan di Bolaang Mongondow Timur
Berdasarkan data yang dihimpun, gempa bumi dan susulannya telah mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bangunan di Tutuyan. Sebanyak 11 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan, dan satu rumah ibadah juga terdampak. Belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat peristiwa ini, namun tim penanggulangan bencana setempat tengah melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Warga dihimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG dan menghindari bangunan yang rawan roboh. Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi gempa susulan yang mungkin masih terjadi meskipun dengan kekuatan yang lebih kecil.
Proses evakuasi dan penanggulangan bencana terus dilakukan oleh pihak berwenang. Bantuan berupa logistik dan tenaga medis telah disalurkan ke lokasi terdampak. Pemerintah daerah setempat juga tengah melakukan asesmen untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam pemulihan pasca bencana.
Detail Gempa Susulan dan Aktivitas Subduksi
Berikut rincian jumlah gempa susulan yang tercatat oleh BMKG Stasiun Geofisika Manado:
- Pukul 09.00 WITA: 10 kali gempa susulan
- Pukul 12.00 WITA: 3 kali gempa susulan
- Pukul 15.00 WITA: 6 kali gempa susulan
- Pukul 18.00 WITA: 6 kali gempa susulan
- Pukul 21.00 WITA: 9 kali gempa susulan
- Pukul 24.00 WITA: 6 kali gempa susulan
- Pukul 03.00 WITA (keesokan harinya): 7 kali gempa susulan
- Pukul 06.00 WITA (keesokan harinya): 5 kali gempa susulan
- Pukul 09.00 WITA (keesokan harinya): 5 kali gempa susulan
Gempa utama dengan magnitudo M6,1 dan susulannya disebabkan oleh aktivitas subduksi Sangihe, yang merupakan zona pertemuan lempeng tektonik. Mekanisme pergerakan geser (strike-slip) menyebabkan guncangan yang dirasakan hingga ke permukaan. BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di Indonesia, yang terletak di wilayah cincin api Pasifik. Penting bagi masyarakat untuk memahami langkah-langkah mitigasi bencana dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang.